telusur.co.id - Pemerintah China meminta warganya untuk mulai 'menimbun' bahan-bahan kebutuhan sehari-hari. Hal ini untuk melancarkan langkah lockdown setelah Covid-19 mulai dideteksi di beberapa bagian negara.
"Kami meminta keluarga untuk menyimpan sejumlah kebutuhan sehari-hari yang diperlukan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan keadaan darurat," ujar situs resmi itu, dikutip Rabu (3/11/21).
Sebuah pemberitahuan yang diposting di situs web Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada Senin malam, mendesak pemerintah setempat untuk menstabilkan harga dan keluarga "untuk menyimpan sejumlah kebutuhan sehari-hari yang diperlukan untuk memenuhi kehidupan dslam keadaan darurat".
Pemerintah China memastikan akan berupaya memfasilitasi produksi pertanian, menjaga kelancaran rantai pasokan makanan, memastikan cadangan pangan, dan menjaga harga-harga tetap stabil. Instruksi itu memang tak menyebut mengenai kekhawatiran kekurangan pangan.
Pemerintah China juga tak menyatakan permintaan ini lantaran khawatir lockdown menyebabkan rantai pasokan pangan terputus. Pasalnya, kota itu akan menjadi tuan rumah olimpiade dan sudah berencana melakukan lockdown dan karantina panjang menjelang Olimpiade Musim Dingin di Beijing pada 4 Februari 2022 mendatang.
China melaporkan 92 penemuan kasus harian baru pada 1 November. Ini merupakan rekor tertinggi sejak pertengahan September. Negeri Tirai Bambu pun juga sudah melakukan langkah-langkah penguncian di kota Heihe, Lanzhou, dan Eijin.
Selain di tiga kota, lockdown yang sifatnya lokal juga dilakukan di distrik Changping, barat laut Beijing untuk mencegah penyebaran virus. Sementara itu, pemerintah Beijing juga menawarkan suntikan dosis vaksin booster untuk memperkuat pertahanan tubuh melawan Covid-19.
Ledakan infeksi di China baru-baru ini diyakini terkait dengan sekelompok wisatawan asal Shanghai yang pergi berwisata ke beberapa wilayah di provinsi Gansu dan Mongolia Dalam. Dari lima wilayah provinsi yang terdeteksi, kini jumlahnya naik menjadi 11 provinsi.
Pemerintah lalu mengambil langkah tegas untuk menekan laju penularan virus corona. Tindakan itu mencakup pembatasan perjalanan antarprovinsi, tes Covid-19 massal, juga imbauan menunda pertemuan sosial. Shanghai Disneyland bahkan ditutup sementara mulai Minggu (31/10/21) lalu.
Laporan: Audi Raihanah



