telusur.co.id - Rezim Israel dan beberapa negara Arab berencana akan melakukan latihan militer gabungan. Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon, Syeikh Nabil Qaouk mengatakan latihan gabungan tersebut sama saja merupakan tikaman ke jantung al-Quds dan Palestina.
"Latihan semacam itu mendorong Israel untuk melanjutkan agresinya terhadap Palestina dan Lebanon," ujarnya seperti dilaporkan televisi al-Manar, Minggu (14/11/21).
Menurut Syeikh Qaouk, latihan itu akan menjadi aib bagi para pemimpin yang menormalisasi hubungan dengan rezim Zionis tersebut.
"Senjata Perlawanan akan selalu digunakan untuk kepentingan menghadapi Israel. Tidak ada yang bisa mengubah arah ini. Terlepas dari semua tekanan, krisis, dan intervensi asing, prioritas Perlawanan adalah meningkatkan kesiapan militernya," tegasnya.
"Kami berjanji akan mengukir kemenangan yang lebih besar dari kemenangan tahun 2000 dan 2006," tegas Syeikh Qaouk.
Dia mengatakan, Lebanon Selatan, melalui formula "Tentara, Perlawanan, dan Rakyat" adalah garis depan untuk mempertahankan martabat negara.
"Hizbullah tidak akan membiarkan pihak mana pun menodai martabat Lebanon," tandasnya.
Seorang jenderal Angkatan Udara AS di Asia Barat mengatakan pada Sabtu (13/11/21) bahwa AS kemungkinan akan melakukan latihan gabungan dengan Israel, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.
Pada saat yang sama, militer Israel menyatakan pada Sabtu (13/11/21) malam bahwa mereka telah menyelesaikan latihan dengan Komando Pusat Pasukan Korps Marinir Amerika Serikat (MARCENT) dan Korps Marinir AS (USMC) setelah dua minggu. [Tp]
Latihan Militer Israel-Arab, Hizbullah Tegaskan akan Terus Kobarkan Perlawanan
Wakil Ketua Dewan Eksekutif Hizbullah Lebanon, Syeikh Nabil Qaouk. (Foto: iranpress)



