telusur.co.id - Dunia sepak bola mencatat momen bersejarah, Ousmane Dembele resmi dinobatkan sebagai peraih Ballon d’Or 2025, mengalahkan pesaing kuat sekaligus fenomena muda, Lamine Yamal Nasraoui Ebana.
Setelah bertahun-tahun dipandang sebelah mata dan dihantui cedera, Dembele membungkam keraguan dengan prestasi puncak yang menandai kebangkitannya. Gelar ini bukan hanya tentang trofi, melainkan kisah ketekunan, transformasi, dan pembuktian diri.
Bakat Murni Sejak Rennes
Perjalanan Dembele dimulai dari tanah kelahirannya di Prancis. Sejak mengenakan seragam Rennes, bakatnya sudah memancarkan aura bintang. Tak butuh waktu lama, klub-klub besar Eropa mengincarnya. Kepindahannya ke Borussia Dortmund menjadi titik awal yang memperkenalkan dunia pada kecepatan, kreativitas, dan kelincahannya yang memukau.
Cahaya yang Redup di Barcelona
Barcelona sempat menjadi mimpi besar, namun juga ujian terberat. Cedera demi cedera membuat karier Dembele seperti roller coaster. Banyak yang menilainya sebagai pemain “gagal”. Tapi di balik semua itu, ada proses pendewasaan.
Kembalinya Dembele ke performa stabil sejak 2022 di bawah asuhan Xavi Hernandez menjadi bukti bahwa ia tak pernah benar-benar menyerah. Mentalitasnya berubah: lebih sabar, lebih disiplin, dan lebih fokus pada proses.
Membara Kembali Bersama PSG
Titik balik sejati datang saat ia pindah ke Paris Saint-Germain. Kepergian Kylian Mbappé membuka ruang besar, dan Dembele menjawab tantangan itu dengan menjadi jenderal lini serang Les Parisiens.
Musim 2024/2025 adalah musim emas: 35 gol, performa luar biasa, dan membawa PSG meraih gelar Liga Champions pertama mereka sepanjang sejarah. Di final, ia tampil sebagai bintang, dan dunia pun melihat bahwa Dembele kini adalah pemain kelas dunia, bukan lagi "si talenta yang belum jadi".
Transformasi di Bawah Asuhan Luis Enrique
Lebih dari sekadar statistik, perubahan besar terlihat dalam sikap Dembele. Ia tak lagi bermain untuk sorotan, tapi demi tim. Peran Luis Enrique sangat sentral dalam perubahan ini. Sang pelatih menjadikannya pemimpin yang tenang, kreatif, dan efektif.
Momen penting lainnya adalah saat ia menghadapi mantan klubnya, Barcelona, di perempat final Liga Champions. Di laga emosional itu, Dembele tidak hanya mencetak gol, tapi juga menunjukkan kelas dan ketenangan yang luar biasa.
Ballon d’Or: Sebuah Penobatan yang Layak
Dembélé kini resmi menjadi pemain Prancis keenam yang meraih Ballon d’Or, menyusul nama-nama legendaris seperti Michel Platini, Zinedine Zidane, dan Karim Benzema.
Lebih dari sekadar trofi emas, Ballon d’Or 2025 adalah simbol kemenangan atas keraguan, kesabaran atas tekanan, dan kerja keras atas bakat semata**.