telusur.co.id - Perdana Menteri (PM) Swedia, Stefan Lofven, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya, pada Rabu kemarin. Ini merupakan kedua kalinya Lofven mengundurkan diri dari posisi PM Swedia.
Penyebab pengunduran diri Lofven, karena beberapa bulan lalu ada mosi tidak percaya dan pertikaian politik menghentikan agendanya untuk kembali maju pada Pemilu 2022 mendatang.
Akhirnya, Lofven menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Andreas Norlen selaku ketua parlemen. Sebelumnya, pada bulan Agustus Lofven telah mengungkapkan niatnya untuk mundur dari jabatannya.
Lofven mengklaim ingin memberikan penggantinya menjelang pemilihan umum 2022 nanti. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa keputusannya telah dipikirkan secara matang.
"Saya telah menjadi ketua partai selama sepuluh tahun, perdana menteri selama tujuh tahun. Tahun-tahun ini luar biasa. Tetapi semuanya harus berakhir," kata Lofven, dikutip dari Russia Today.
Kendati demikian, baru-baru ini Menteri Keuangan Swedia, Magdalena Andersson, terpilih untuk menggantikan Lofven sebagai pemimpin Partai Sosial Demokrat. Kemungkinan besar Andersson akan menjadi pilihan pertama parlemen untuk membentuk pemerintahan baru.
"Kami mengadakan pemilihan dalam waktu hampir satu tahun dan penting bahwa kami memiliki penyerahan cepat. Saya pikir pemilih ingin ini berjalan lancar," ujar Lofven.
Hingga kini belum adanya kejelasan apakah Andersson memiliki dukungan yang cukup untuk mendapatkan suara di parlemen. Pemungutan suara dikabarkan akan dilakukan minggu depan.
Pengunduran diri Lofven membuka jalan bagi Andersson untuk menjadi perdana menteri wanita pertama di Swedia. Jika parlemen Swedia menolak Andersson, pemimpin Partai Moderat Ulf Kristersson mungkin akan menjadi kandidat selanjutnya.
Laporan: Rofifah Hanna Luthfiah



