telusur.co.id - Singapura akan memberi insentif sebesar S$4.000 atau sekitar Rp42 juta kepada tenaga kesehatan yang berperan dalam penanganan pandemi Covid-19. Insentif ini juga akan diterima oleh pekerja di bidang kemanusiaan seperti perawat lansia dan pusat dialisis yang berjumlah sekitar 100.000 orang.
"Organisasi-organisasi ini telah menjadi bagian dari perjuangan melawan Covid-19, bersama dengan institusi kesehatan publik,” ujar Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (6/11/21).
Kemenkes Singapura juga akan memberikan hibah sebesar S$10.000 untuk setiap Klinik Kesiapsiagaan Kesehatan Masyarakat, sebagai pengakuan atas kontribusi mereka dalam memerangi pandemi Covid-19
Menurut Ong, insentif ini merupakan wujud apresiasi pemerintah terhadap para tenaga kesehatan dalam memerangi pandemi. Insentif akan diterima petugas kesehatan pada Desember 2021. Sementara Klinik Kesiapsiagaan Kesehatan Masyarakat dan staf perawatan masyarakat yang memenuhi syarat, akan menerimanya pada kuartal I-2022.
Kini, Kemenkes mulai mendaftarkan npara nakes agar bisa cuti menjelang akhir tahun. Bulan lalu, Kemenkes sudah mencabut penangguhan cuti ke luar negeri bagi nakes.
Sebelumnya, sempat dikabarkan tenaga kesehatan di Singapura mengundurkan diri secara massal pada paruh pertama 2021. Setidaknya, ada sekitar 1.500 nakes mundur karena diduga kelelahan secara fisik, mental, dan emosional.
Alasan lainnya, mereka tidak memiliki kesempatan mengambil cuti selama masa pandemi sejak 2020. Sebanyak 500 dokter dan perawat asing juga melakukan hal yang sama agar bisa kembali ke negara mereka.
Saat ini, kasus Covid-19 di Singapura masih tergolong tinggi dengan rata-rata 3.000 kasus aktif per hari. Kondisi ini membuat tenaga kesehatan bekerja di bawah tekanan meskipun sebelumnya Singapura sempat menyatakan akan berdamai dengan Covid-19 dan menganggapnya seperti flu biasa.[Fhr]



