Skrining Riwayat Kesehatan, Langkah Preventif untuk Deteksi Dini Penyakit Kronis - Telusur

Skrining Riwayat Kesehatan, Langkah Preventif untuk Deteksi Dini Penyakit Kronis

Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Amalia Putri Salsabila (25), seorang pegawai swasta di Surabaya. Foto: Istimewa.

telusur.co.id -Skrining riwayat kesehatan menjadi salah satu langkah preventif dalam mendeteksi potensi penyakit kronis sejak dini bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Layanan ini bertujuan agar peserta dapat menjaga kesehatan sejak awal, sebelum terserang penyakit yang lebih serius.

Manfaat dari skrining ini dirasakan langsung oleh Amalia Putri Salsabila (25), seorang pegawai swasta di Surabaya. Ia mengaku sangat terbantu karena dapat mengetahui potensi penyakit kronis yang mungkin dialaminya.

“Gaya hidup yang kurang sehat, seperti sering begadang, pola makan tidak teratur, hingga stres, membuat saya merasa cemas terhadap kondisi kesehatan. Oleh karena itu, saya menyadari pentingnya melakukan skrining riwayat kesehatan untuk mendeteksi potensi penyakit berbahaya sejak dini dan melakukan pencegahan yang tepat sebelum kondisi menjadi lebih serius,” ujar Amalia di Surabaya, Senin (22/09).

Pelaksanaan skrining riwayat kesehatan telah diatur dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 3 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Skrining Riwayat Kesehatan, Pelayanan Penapisan/Skrining Kesehatan Tertentu, dan Peningkatan Kesehatan bagi Peserta Penderita Penyakit Kronis. Regulasi ini menegaskan bahwa setiap peserta JKN berhak mendapatkan skrining secara berkala sebagai bentuk upaya promotif dan preventif dalam Program JKN.

“Pengisian skrining riwayat kesehatan sangat mudah, hanya memerlukan waktu sekitar 5–10 menit dan dapat dilakukan kapan saja serta di mana saja. Peserta cukup menjawab dengan memilih pernyataan yang sesuai dengan kondisi terkini. Hasil pengisian tersebut akan menunjukkan apakah peserta termasuk dalam kelompok berisiko tinggi atau rendah terhadap penyakit kronis. Jika tergolong berisiko tinggi, maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP),” tutur Amalia.

Amalia, yang terdaftar dalam segmen Pekerja Penerima Upah (PPU), menjelaskan bahwa terdapat 49 pertanyaan dalam skrining, yang mencakup gaya hidup, pola makan dan minum, serta gejala atau kondisi kesehatan yang dirasakan. Hasil skrining ini akan diklasifikasikan berdasarkan kelompok penyakit dan menjadi dasar pertimbangan bagi dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih tepat sasaran.

“BPJS Kesehatan juga memberikan perhatian pada upaya promotif dan preventif. Skrining riwayat kesehatan yang tersedia dalam Aplikasi Mobile JKN memudahkan peserta melakukan pemeriksaan kesehatan secara praktis dan cepat. Hasil skrining tersebut dapat membantu dokter di FKTP mengidentifikasi potensi penyakit sesuai dengan riwayat kesehatan yang dilaporkan, sekaligus memberikan penanganan medis yang tepat,” tambahnya.

Selain melalui aplikasi Mobile JKN, layanan skrining juga dapat diakses di laman webskrining.bpjs-kesehatan.go.id serta melalui layanan PANDAWA (Pelayanan Administrasi Melalui WhatsApp) di nomor 0811-8165-165. Seluruh peserta JKN berusia di atas 15 tahun diwajibkan melakukan skrining ini minimal satu kali dalam setahun.

Mulai 1 September 2025, skrining menjadi syarat wajib untuk mengakses layanan di FKTP, seperti klinik pratama, dokter praktik perorangan, maupun dokter gigi. Ketentuan ini juga akan diberlakukan di puskesmas per 1 Oktober 2025.

“Setelah menjalani skrining, saya menjadi lebih waspada akan pentingnya menjaga kesehatan. Meskipun belum muncul gejala, saya mengetahui adanya beberapa faktor risiko yang perlu saya perbaiki, seperti pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik. Hal ini menjadi pengingat bagi saya untuk mulai menerapkan gaya hidup sehat guna mencegah penyakit serius di kemudian hari,” ungkap Amalia.

Sebagai penutup, Amalia berharap BPJS Kesehatan terus menghadirkan inovasi layanan yang mendorong kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.

“Saya berharap BPJS Kesehatan terus menghadirkan inovasi yang mampu meningkatkan kualitas pelayanan, mempermudah akses bagi peserta, serta mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan sejak dini. Saya juga mengajak rekan-rekan di sekitar saya untuk senantiasa menjaga pola hidup sehat dan melakukan skrining riwayat kesehatan secara rutin agar terhindar dari berbagai risiko penyakit kronis,” pungkasnya.


Tinggalkan Komentar