SPPI Garap Sektor Menantang, Presiden Sarbumusi: Ini Masuk Kategori Three D Job - Telusur

SPPI Garap Sektor Menantang, Presiden Sarbumusi: Ini Masuk Kategori Three D Job

Presiden DPP Konfederasi Sarbumusi Irham Ali Saifuddin. Foto: Istimewa

telusur.co.id - Presiden Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi), Irham Ali Saifuddin, mengapresiasi atas terbentuknya Federasi Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI). Karena, keberadaan SPPI sangat penting dalam hak-hak pekerja di sektor perikanan.

"Saya ingin menyampaikan bahwa Federasi SPPI ini atau Serikat Pekerja Perikanan Indonesia ini, sesungguhnya adalah salah satu hadiah terbesar bagi Konfederasi Sarbumusi," kata Irham dalam pidatonya pada Kongres I SPPI di RGP Convention Centre, Pemalang, Jawa Tengah, Jum'at, (27/9/24).

"Kenapa demikian? Karena Sarbumusi lah serikat buruh pada level konfederasi yang memiliki federasi khusus yang bergerak di bidang perikanan dan kelautan,” sambungnya

Ia menjelaskan, sektor ini adalah salah satu sektor pekerjaan paling menantang. Bahkan pekerjaan di sektor perikanan masuk dalam kategori pekerjaan Three D Job. Yakni dangerous (berbahaya), difficult (sulit), dan dirty (kotor).

Ia menilai, karakteristik pekerjaan ini menjadikannya tantangan besar untuk diatur dan diperjuangkan. Karena itu, keberadaan SPPI menjadi sangat penting untuk memperjuangkan hak-hak pekerja di sektor yang sering kali terabaikan ini.

“Pada jenis-jenis pekerjaan Three D ini, sesungguhnya pekerjaan yang sulit untuk diurusi,” ucapnya.

Irham menekankan bahwa SPPI memiliki peran strategis dalam meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan pekerja perikanan di Indonesia.

Kongres I SPPI ini menjadi momen bersejarah yang mengukuhkan sektor perikanan sebagai bagian integral dari pergerakan buruh nasional, sekaligus membuka peluang untuk memperjuangkan hak-hak pekerja yang bekerja di kondisi-kondisi sulit dan berisiko tinggi.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum SPPI Achdiyanto Ilyas Pangestu mengaku akan memperjuangkan para pekerja perikanan mendapat kepastian hukum dan kesejahteraan dari pemerintah Indonesia. 

Ia menegaskan, pentingnya perhatian pemerintah terhadap pekerja perikanan, tidak hanya dari segi kesejahteraan, tetapi juga dari sisi hukum dan bahkan pertahanan negara.

“Kami memang kalau difungsikan dengan baik, diperhatikan baik dengan pemerintah, bahkan dari sisi pertahanan negara sekalipun, kami juga bisa difungsikan untuk itu. Tapi sampai hari ini, jangankan untuk difungsikan, untuk diberikan kepastian hukum saja belum,” ujar Ilyas.

Lebih lanjut, Ilyas menegaskan pentingnya kepengurusan baru SPPI sebagai tonggak sejarah bagi organisasi tersebut. Ia berharap bahwa SPPI tidak hanya berbicara tentang kesejahteraan pekerja, tetapi juga mempromosikan semangat nasionalisme dan kontribusi sektor perikanan terhadap perekonomian nasional.

“Kita buktikan bahwa APK perikanan adalah pilar ekonomi nasional dan dunia. Maka mari kita bersama-sama bergandeng bahu untuk ke depan memperjuangkan hak kita, bukan hanya dengan majikan, tetapi juga kepada pemerintah Indonesia,” jelasnya.

Sebagai informasi, Kongres I SPPI digelar di Pemalang, Jawa Tengah selama dua hari, yakni 27 - 28 September. Kongres mengangkat tema "Dari Laut Menuju Masa Depan: Pekerja Perikanan Indonesia yang Profesional dan Bermartabat." [Fhr]


Tinggalkan Komentar