telusur.co.id - Australia telah melonggarkan perbatasan internasional bagi mereka yang telah divaksinasi penuh. Mereka bisa kembali ke Australia tanpa harus menjalani karantina atau terikat pembatasan lain.
Suasana penuh emosi tergambar di Bandara Sydney sewaktu para penumpang dari luar negeri itu tiba setelah hampir dua tahun tidak bisa pulang karena kontrol perbatasan yang ketat terkait pandemi Covid-19.
Setelah lebih dari 18 bulan terkungkung, akhirnya jutaan orang Australia bebas bepergian tanpa izin, tak lagi dikarantina pada saat kedatangan di negara itu.
Wisatawan juga disambut hangat oleh staf maskapai yang memegang spanduk. Wisatawan juga diberi hadiah berupa bunga liar Australia dan biskuit cokelat.
Di Melbourne, sebuah meriam air menyemprotkan pesawat Singapore Airlines dalam perayaan saat meluncur di landasan setelah mendarat.
Seorang penumpang bernama Justin, tiba dari London, merasa tertekan oleh penantian panjang untuk pulang ke rumah.
Ia mengaku belum melihat ayahnya sejak sebelum pandemi dan sekarang ayahnya sakit parah. Ia merasa marah atas kebijakan pemerintah Australia yang memperlakukan warganya di luar negeri.
CEO Bandara Sydney kata Geoff Culbert mengatakan, "Perjalanan kami masih panjang dalam hal pemulihan sektor kami, tetapi mengizinkan warga Australia yang divaksinasi lengkap untuk bepergian tanpa karantina akan menyediakan template untuk membawa kembali pelajar, pelaku bisnis, dan turis dari seluruh dunia."
Pendatang yang tidak divaksinasi masih akan menghadapi pembatasan karantina dan semua pelancong memerlukan bukti tes COVID-19 negatif sebelum naik.
Australia sebelumnya mengizinkan hanya sejumlah kecil warga negara dan penduduk tetap yang kembali dari luar negeri, dengan masa karantina wajib selama 14 hari di hotel dengan biaya sendiri. Namun ada beberapa pengecualian untuk pendatang asing dengan alasan ekonomi, termasuk, secara kontroversial, beberapa bintang Hollywood.
Laporan: Audi Raihanah



