telusur.co.id - Oleh : Gola Gong
Denny JA memang manusia produktif, kreatif, dan inovatif. Dan visioner. Saya mengenal dia sejak menulis esai politik di Kompas (tahun 1980-an).
Dia kontroversial. Pro dan kontra. Siapa pun yang berhubungan dengannya pasti akan ada yang tidak suka, bahkan harus siap dicaci-maki.
Saya merasakan itu, bahkan hingga ke fisik. Padahal saya tidak pernah mengambil keuntungan secara pribadi darinya. Setiap ada tawaran untuk menulis tentang Puisi Esai, saya menjaga jarak walaupun honornya menggiurkan. Saya menghargai perasaan teman-teman saya yang kontra dengannya.
Saya memang mendukung Puisi Esai. Bagi saya, itu ranah kreativitas. Jika ada yang bilang Puisi Esai jelek, silakan saja berargumentasi. Jika bagus, juga tidak masalah bagi saya. Sastra itu tidak bisa memuaskan semua orang.
Semakin lama, semakin saya memahami Denny JA. Begitulah perilaku orang yang sudah financial freedom (bebas secara keuangan), selalu tidak pernah berhenti melakukan sesuatu.
Tentu kita tahu, siapa saja yang secara pribadi pernah dibantu secara materi oleh dia. Kita pun tahu, media apa saja yang pernah disokongnya secara materi.
Bagi saya, Denny JA tidak ubahnya seperti Setiawan Djodi di musik, Bill Gates, atau filantropis lainnya. Ternyata untuk posisi itu, jalan terjal penuh liku harus dilaluinya.
Denny JA memang tidak sekadar mengucurkan uangnya kepada siapa saja yang menurutnya perlu dibantu, tapi dia sendiri inisiator, kreator, dan motivator.
Ya, dia tidak sekadar filantropi, tapi juga berkarya di seni lukis, sastra, dan musik.
Apa pun dilakukannya. Ketika LSI Denny JA muncul secara terbuka di dunia politik dan surveinya selalu jitu, dunia perpolitikan Indonesia geger.
Di dunia seni-budaya juga, bahkan dia tidak sungkan mendukung secara materi. Saya rasa, jika itu terkait ke dunia kreativitas, Denny JA dengan ringan tangan membantu.
Beberapa kali dia mau mendukung program-program pribadi saya, tapi semesta belum mengizinkan. Niat baiknya selalu tercatat di hati saya. Bahkan malaikat pun, saya rasa sudah mencatatnya.
Akhirnya saya mulai membuka diri, ketika KADO LEBARAN RUMAH DUNIA tahun 2020, Denny JA mendukung dana. Saya pikir, semua orang punya hak untuk membantu Rumah Dunia.
Kerja sama kedua, sejak Februari 2024, Denny JA dengan Puisi Esai Network membantu media online yang saya kelola : [https://golagongkreatif.com] untuk honor Puisi Minggu. Bahkan sekarang, hingga Desember 2024, honor untuk PUISI MINGGU aman.
Memang honornya masih belum besar untuk sekali pemuatan, tapi tiap minggu. Berarti ada 4 kali pemuatan yang dihonori. Oke.
Selamat menulis puisi. Bersabar jika 2 bulan tidak ada jawaban, berarti tidak ditayangkan. Redaksi tetap berusaha membalas email yang masuk. Memang di luar dugaan, peminat PUISI MINGGU membludak.
Salam Puisi
*Penulis adalah Penggagas Rumah Dunia, Buku Untuk Indonesia.