Di Dewan HAM PBB, Menlu Minta Hentikan "Double Standard" pada Palestina - Telusur

Di Dewan HAM PBB, Menlu Minta Hentikan "Double Standard" pada Palestina

Menlu RI Sugiono di forum HAM PBB. Foto: Istimewa

telusur.co.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono menegaskan komitmen pemerintah Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto pada keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat sebagai bagian dari peran aktif memajukan dan melindungi hak asasi manusia (HAM) secara global.

Hal itu disampaikan Sugiono pada Pertemuan Segmen Tingkat Tinggi (HLS) Dewan HAM PBB Sesi ke-58 di Jenewa, Swiss. 

"Indonesia akan tetap teguh memajukan amanat konstitusinya, yaitu menciptakan tatanan dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," kata Sugiono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/2/25).

Disebutkan, di tengah dinamika dunia saat ini yang diwarnai kesenjangan pembangunan, diskriminasi, dan Islamofobia, serta persoalan di Palestina, Sugiono menyampaikan pandangan Indonesia dalam memajukan agenda HAM di tingkat global.

"Setiap negara harus menempatkan HAM sebagai jantung kebijakan nasionalnya," kata Sugiono.

Dia juga menjelaskan berbagai kebijakan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, termasuk program Makan Bergizi Gratis, pembangunan rumah rakyat, dan layanan cek kesehatan gratis.

"Indonesia menegaskan pentingnya hak atas pembangunan, memastikan negara mengelola sumber daya alamnya demi kesejahteraan rakyatnya," kata Sugiono.

Dia menegaskan bahwa Dewan HAM PBB harus kembali pada mandat melindungi HAM dan bukan menjadi alat politik dalam hubungan antarnegara.

"Kerja sama HAM harus didasarkan pada komitmen tulus dan kemitraan setara. Tak ada satu negara pun yang memiliki otoritas moral untuk menghakimi negara lain," kata dia.

Terkait isu Palestina, Sugiono menegaskan bahwa berdiri tegak untuk keadilan. Artinya menentang ketidakadilan global.

"Kita tidak akan diam menghadapi pendudukan Israel di Palestina," kata dia.

Untuk itu, lanjut Sugiono, Indonesia menyerukan semua pihak, khususnya mereka yang mengaku menjunjung tinggi HAM, untuk menghentikan perang genosida Israel di Palestina.

"Hentikan penerapan double standard dalam penegakan HAM," kata dia.

Sugiono juga menyatakan komitmen Indonesia untuk selalu mengedepankan prinsip keadilan, kesetaraan, dan solusi yang nyata.

Pada forum yang sama, Komisioner Tinggi HAM PBB Volker Türk menekankan perlunya "politik kebijaksanaan" yang berakar pada fakta, hukum, dan empati.

Dia menyerukan tindakan nyata untuk mencegah konflik dan memperjuangkan keadilan, terutama di Ukraina, Palestina, Sudan, dan Myanmar.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyebut HAM sebagai "oksigen kemanusiaan" yang terancam oleh konflik, ketidakadilan ekonomi, dan penyalahgunaan teknologi.

Terkait Palestina, dia menyerukan gencatan senjata permanen, pembebasan sandera, dan solusi dua-negara untuk mewujudkan perdamaian yang adil.

Pertemuan HLS digelar pada pekan pertama dalam sesi pertama sidang tahunan Dewan HAM PBB. HLS kali ini dihadiri lebih dari 128 pejabat tinggi setingkat deputi perdana menteri, menlu, dan lainnya.

Saat ini, Indonesia menjadi anggota Dewan HAM PBB untuk keenam kalinya.

Indonesia aktif mengangkat sejumlah isu penting di dewan tersebut, termasuk mengenai Palestina, Rohingya, intoleransi dan kebencian berbasis agama, hak atas pembangunan, dan pembangunan kapasitas di bidang HAM.[Nug] 

 


Tinggalkan Komentar