Telusur.co.id

Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) Fadli Zon menerima kujang raksasa karya para pengrajin keris Sumenep pada Ahad, 11 Februari 2018 di STKIP PGRI Sumenep.

Kujang Naga Raksasa Pamor Ngulit Semongko dengan berat 1,5 ton dan panjang 12 meter, dibuat oleh masyarakat keris di desa Aeng Tong-tong, Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Sebagai Ketua Umum SNKI, Fadli Zon berharap pemerintah daerah dapat mendukung berbagai upaya pelestarian pusaka ini. Sumenep merupakan kota keris, bahkan Fadli Zon mengatakan Sumenep adalah ibukota keris dunia. Daerah ujung Madura ini merupakan warisan kesultanan tua, sekitar 750 tahun. Nama dulu Kerajaan Songennep.

“Keris merupakan warisan budaya agung budaya yang harus kita jaga dan lestarikan bersama. Tak hanya keindahan rupa dan nilai filosofisnya saja, keris mewakili identitas budaya Indonesia,” ujarnya.

Pusaka keris, dikatakan Fadli, telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya agung sejak 2005. Baru diikuti oleh benda budaya lain seperti batik dan wayang. Penghargaan ini harus dijaga dengan cara membuat berbagai kegiatan pelestarian keris termasuk kegiatan pembuatan kujang naga raksasa di Madura ini.

Kegiatan di Sumenep antara lain sarasehan keris, bursa dan pameran keris, pemberian bantuan gerinda untuk pengrajin keris, pembagian kartu anggota SNKI dan upacara pelepasan kujang naga raksasa ke Bogor. Kegiatan diikuti para pengurus SNKI pusat dan wilayah termasuk dari Sumatera, Sulawesi dan Jawa. Hadir juga dari pejabat pemerintah kabupaten Sumenep, Dr. Asmoni sebagai Ketua STKIP PGRI Sumenep dan tokoh-tokoh perkerisan.

Kujang naga raksasa dibuat sejak tahun 2016 dengan bakalan ditempa di Kampung Budaya Sunda Paseban lalu diteruskan di Aeng Tong Tong, Madura. Pembuatan kujang terbesar ini terbilng monumental melibatkan banyak pengrajin. Panjang 12 meter dan berat sekitar 1,5 ton. Kujang rencananya akan dibawa ke Bogor dan ditempatkan di lokasi Kampung Budaya Sunda Paseban, Bogor.

Keris telah menjadi koleksi dan ageman bagi para tokoh bangsa sejak dulu. Ada sejumlah tokoh pahlawan dan pejuang bangsa, seperti Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, hingga Jenderal Sudirman selalu lekat dengan pusaka kerisnya setia menemani.

“Sejak dulu pusaka keris sangat dekat hubungannya dengan para tokoh pejuang bangsa. Selain memiliki nilai keindahan yang unik, pusaka keris di kalangan penggemarnya, diyakini memiliki sipat kandel, ” ungkap Fadli Zon.

Sumenep dikenal sebagai kota keris dan tercatat di dalam rekor MURI. Terbukti, wilayah ini memiliki 500 lebih pengrajin keris aktif saat ini. Sangat mengapresiasi bagaimana masyarakat Sumenep masih banyak yang melestarikan budaya keris. “Saya menegaskan Sumenep ini Ibukota Keris se-dunia” ucap Fadli Zon. ( red )