telusur.co.id - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta, Michael Victor Sianipar, mengumumkan pengunduran diri dari partainya. Ia mengatakan, keputusan tersebut diambil lantaran dirinya sudah tidak meyakini bahwa perjuangan politik yang dimilikinya dapat dilanjutkan di PSI.
“Saya bergabung di PSI sejak tahun 2015, dan pernah juga menjadi pengurus dari tingkat kota hingga DPP. Banyak hal yang sudah saya lakukan bersama rekan-rekan di PSI. Namun dengan berat hati, sudah saatnya saya mengundurkan dari dari partai yang saya cintai ini,” kata Michael dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/12/22).
Michael menjabat sebagai Ketua DPW PSI DKI Jakarta sejak tahun 2017 hingga sekarang. Sebelumnya, Michael juga pernah menjabat sebagai Ketua PSI Jakarta Pusat pada tahun 2015-2017 dan pengurus DPP PSI di tahun 2021-2022.
Selama menjabat di Jakarta, Michael telah membangun mesin partai PSI di Jakarta dan berperan memenangkan delapan (8) kursi DPRD di Provinsi Jakarta di Pemilu tahun 2019 lalu.
“Saat saya bergabung di PSI, partai ini masih piringan putih, penuh cita-cita dan harapan. Banyak pemuda tertarik dengan citra yang berhasil kita bangun atas PSI. Kita bangun PSI di Jakarta dari nol, dari tidak dikenal sama sekali hingga menjadi kekuatan politik yang diperhitungkan di Jakarta,” jelasnya.
Michael mengatakan, saat menjabat sebagai ketua DPW PSI DKI Jakarta, dirinya telah mendorong cara berorganisasi dan berpartai yang menjunjung prinsip transparansi, meritokrasi, obyektifitas, dan profesionalisme.
Bahkan, kata dia, seleksi caleg di Jakarta menganut sistem yang kompetitif dan transparan, dengan melibatkan panelis dan uji publik. Para anggota dewan dan pengurus juga dievaluasi berkala menggunakan matriks kinerja.
“Selama saya menjadi Ketua Jakarta, saya pastikan partai berjalan secara profesional. Pendanaan partai bisa dipertanggungjawabkan dan ada laporan keuangan dan laporan kinerja tahunan yang bisa dibaca oleh publik," kata Maichel
"Tidak mungkin PSI Jakarta menyuarakam transparansi dan akuntabilitas di Pemprov DKI kalau prinsip tersebut tidak kami jalankan sendiri di internal kami,” tambah Michael.
Michael menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan mengembangkan visi dan kompetensi sebagai politisi selama memegang PSI Jakarta.
“Saya bersyukur atas kesempatan yang diberikan, untuk persahabatan dan kerja sama dengan banyak rekan di PSI. Namun, seiring berjalannya waktu, partai yang saya bayangkan dan cita-citakan, yang saya ketahui di awal, sudah jauh berubah sekarang. Sudah saatnya saya pamit dan undur diri dari PSI,” pungkas Michael. [Fhr]