telusur.co.id -Di tengah derasnya arus globalisasi, semangat belajar generasi muda kini semakin dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, khususnya penggunaan Artificial Intelligence (AI). Menyikapi fenomena tersebut, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar Pelatihan 1.000 Duta AI, yang ditujukan bagi siswa sekolah dasar (SD) dan menengah di Kota Surabaya. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dan berakhir pada Minggu (26/10).
Ketua Pelaksana Pelatihan 1.000 Duta AI 2025, Prof. Dr. I Ketut Eddy Purnama, S.T., M.T., menjelaskan bahwa salah satu permasalahan utama di kalangan siswa SD hingga menengah adalah kurangnya pemahaman tentang etika penggunaan AI.
“Beberapa siswa menggunakan AI hanya untuk memanipulasi jawaban tanpa ada koreksi sebagai pembelajaran. Permasalahan ini mendorong tim kami untuk mengelola hibah sinergi dari pemerintah agar siswa dapat memahami risiko penggunaan AI,” jelas Ketut.
Melalui kegiatan ini, Ketut dan tim memberikan pelatihan AI kepada lebih dari 1.000 siswa dan guru untuk menjadi Duta AI. Rinciannya, pelatihan diikuti oleh 300 siswa SD dan 100 guru pendamping, 300 siswa SMP dan 100 guru pendamping, serta 300 siswa SMA dan 60 guru pendamping. Program kolaboratif antara siswa dan guru ini menjadi langkah awal penyebaran pemanfaatan AI yang bijak di setiap sekolah.
Pelatihan ini mengusung tiga materi utama, yaitu “AI Ada di Sekitarmu,” “Techable Machines with Google,” dan “AI Playground.” Ketiga materi tersebut disusun secara bertahap, mulai dari pengenalan hingga pengaplikasian teknologi AI, seperti ChatGPT dan Google Gemini.
Sebagai tindak lanjut, akan diadakan kompetisi antar Duta AI untuk mendorong peserta membagikan pengalaman dan pengetahuannya di sekolah masing-masing. Kompetisi ini dibagi berdasarkan jenjang pendidikan dan akan memberikan penghargaan bagi Duta AI dengan performa terbaik.
Senada dengan Ketut, Dekan FTEIC ITS Prof. Dr. Diana Purwitasari, S.Kom., M.Sc., menegaskan pentingnya pemahaman AI bagi para siswa agar dapat digunakan sebagai asisten belajar yang baik.
“Duta AI ditekankan terkait penggunaan tools dari situs web AI mana saja yang memungkinkan untuk digunakan oleh para siswa. Meskipun masih belum terlalu inklusif, AI harus terus digalakkan sedikit demi sedikit agar siswa mampu belajar dengan efektif dan efisien,” ujar guru besar Departemen Teknik Informatika ITS tersebut.
Diana juga menambahkan bahwa pelatihan ini selaras dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas dan poin ke-9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur.
“Dengan demikian, pendidikan dapat lebih mudah diakses melalui bantuan inovasi berkualitas dari AI. Harapannya, siswa yang melek terhadap etika dan penggunaan AI bisa lebih merata hingga ke ranah nasional,” tutupnya.



