telusur.co.id - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KemenP2MI) mengadakan pertemuan dengan sejumlah organisasi internasional terkait peluang dan kerja sama dalam penempatan pekerja migran Indonesia di Kantor Kementerian P2MI, Jakarta Selatan, Selasa (11/3/25).
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding yang didampingi Wakil Menteri (Wamen) P2MI, Christina Aryani dalam pertemuan ini menguraikan berbagai masalah terkait pekerja migran Indonesia. Salah satunya mengenai pemberdayaan bagi para pekerja migran Indonesia.
“Sehingga kita butuh pendampingan dalam hal pemberdayaan ekonomi, melatih mereka untuk berusaha memerlukan akses ke modal, dan juga melatih mereka memerlukan akses ke pasar, dan seterusnya,” kata Karding.
Adapun organisasi internasional yang hadir dalam pertemuan ini, yaitu The Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), The Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) milik Pemerintah Australia, Organisasi Buruh Internasional (ILO), Organisasi Buruh Migran Internasional (IOM), Kerja Sama Indonesia-Jepang (JICA) dan Kerja sama Indonesia-Korea Selatan (KOICA).
Karding melanjutkan, permasalahan lain mengenai pekerja migran Indonesia yakni terkait pelindungan. Sebab, pelindungan menjadi salah satu prioritas agar pekerja migran Indonesia bisa terlindungi secara hukum di negara penempatan.
“Jadi pelindungan PMI termasuk yang di luar negeri untuk penampungan, kemudian advokasi kalau terjadi masalah, baik litigasi maupun non-litigasi,” kata Karding.
Oleh karena itu, Karding menyebut bahwa pihaknya membuka ruang bagi pihak luar untuk berkolaborasi memperbaiki tata kelola pekerja migran Indonesia.
“Nanti kita berdiskusi dan menjalankan kolaborasi ini untuk mampu sekali lagi memperkuat, memperbaiki tata kelola pekerja migran indonesia dalam hal ini, kualitas pelindungan dan kualitas tenaga kerja yang lebih baik,” kata Karding
Sementara itu, Wamen P2MI Christina Aryani menyambut baik pertemuan tersebut. Apalagi selama ini, KemenP2MI tidak bisa bekerja sendiri.
"Tantangannya, kami tidak bisa bekerja sendiri, perlu kolaborasi dan tentunya dukungan anggaran. Dari pertemuan ini akan kita bahas lebih lanjut," katanya. Christina menambahkan, KemenP2MI juga tertarik membuka lebih banyak peluang kerja dan penempatan pekerja migran dengan negara-negara yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Di sisi lain, Country Director GIZ Indonesia dan ASEAN, Hans Ludwig Bruns mengaku bersedia melanjutkan dan meningkatkan kerja sama dengan KemenP2MI terkait penempatan pekerja migran Indonesia, khususnya yang telah memiliki keterampilan.
Selain itu, GIZ juga menyambut baik rencana KemenP2MI, terutama terkait pelatihan dan keterampilan bahasa Jerman untuk kaum muda dan lulusan sekolah-sekolah kesehatan.
"Inilah yang ingin kami dukung dalam membantu memperoleh keterampilan yang diperlukan," pungkasnya.[Nug]