KH. Daniel Aziz Dalam Pengajian MTI : Pertama Ikrar Ketauhidan Manusia - Telusur

KH. Daniel Aziz Dalam Pengajian MTI : Pertama Ikrar Ketauhidan Manusia

KH. Daniel Aziz

telusur.co.id - KH. Daniel Aziz dalam ceramahnya pada Pengajian Rutin DPP. Majlis Taklim Indonesia (MTI) di daerah Tangerang Selatan, Kamis, 17/06/2021 mengatakan, Ikrar Pertama Ketauhidan Manusia ketika berada dalam kandungan ibunya, saat janin 40 hari ditiup Ruhnya. Allah berkata : kamu rela saya Tuhanmu.  Pada ketika itu juga langsung dijawab oleh Ruh, Iya saya Rela.

 "Maka semua manusia pada dasarnya bertauhid kepada satu-satunya Tuhan, yakni Allah. Kata Nabi Muhammad Saw, semua manusia yang dilahirkan dalam keadaan suci bersih bathinnya, hanya tergantung orangtuanya mau dibawa kemana, ke Majusi atau Nasrani", kata Kiayi jebolan Pesantren Gontor dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.

Lebih lanjut dikatakannya, pada diri manusia terdapat Ruh dan Jiwa. "Ruh yang berasal dari Allah SWT, maka ia tetap bagus, baik dan terus terjaga dari keburukan, karena Sifat Allah Maha Baik, sampai kembali kepada Allah SWT lagi", katanya dengan referensi Al-Qur'an dan Hadist.

"Nah Jiwa sifatnya labil, berubah-rubah, sangat tergantung dengan kondisi lingkungan atau hal yang mengitari dimana dia banyak berinteraksi. Kondisi kehidupan di perkotaan sangat materialistik dan serba wah. Maka Jiwa tergoda dengan selera duniawi yang berlebihan", kata mantan Atase Penerangan di Kairo selama 10 tahun ini.

"Ketergodaan kehidupan materialisme ini, terkadang terperangkap pada jalan yang salah, penyimpangan jalan yang lurus, misalnya korupsi atau manipulasi dalam mendapatkan Rizki. Padahal kita setiap kali sholat pada bacaan Alfatihah selalu minta jalan yang lurus. Sholat sehari semalam 5 waktu, 17 raka'at berarti, belum lagi kalau ditambah dengan Sholat Sunnahnya", katanya lebih rinci.

"Oleh sebab itu, mari kita berkumpul dengan orang-orang Sholeh. Pengajian, Tausiyah, Tadarusan dan bentuk-bentuk pengasah iman lainnya, agar kita selalu lebih dekat dengan Allah, terjaga dari keburukan. Jadilah kita Jiwa-Jiwa yang tenang. Karena Jiwa-Jiwa yang tenang inilah di hadapan Allah kelak kita dipanggil dengan ahlan wasyahlan wahai Jiwa yang Tenang", katanya penuh kesejukan.

Sebelumnya, Ustadz Ahmad Himawan sebagai pemandu tetap Tawasul dan Istighosah ini menegaskan, dengan memperbanyakan zikir dan berkesinambungan serta dalam kekhusyukan, kita hadirkan Dzat Yang Maha Suci, Maha Agung dalam diri kita. "Insha Allah kita selalu terjaga dan dalam koridor kebajikan", kata ustaz muda ini. (Qonita Zawirah).


Tinggalkan Komentar