telusur.co.id -Konsolidasi nasional cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang diselenggarakan di Kota Blitar, Jawa Timur dan DPC GMNI Blitar selaku tuan rumah menjadi sorotan akibat tindakan tidak etis yang dilakukan oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GMNI Jawa Timur, Hendra Prayogi, bersama rekanan pengurus DPD. Dalam acara yang dimaksudkan untuk memperkuat persatuan organisasi, Hendra Prayogi dituding memanfaatkan momen tersebut untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya, menciderai semangat konsolidasi yang diinisiasi oleh cabang-cabang GMNI.
Menurut pernyataan resmi dari Ketua DPC GMNI Jember, Abdul Azis Al Fazri & Surabaya, Virgiawan Budi , Hendra Prayogi dan pengurus DPD Jawa Timur melakukan pressure serta menghakimi sikap politik perwakilan ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang hadir dalam konsolidasi. Tindakan ini dianggap tidak terpuji dan bertentangan dengan nilai-nilai organisasi yang menjunjung tinggi demokrasi dan persatuan. Lebih lanjut, Hendra Prayogi diduga menumpangi pada kerja keras pengurus cabang untuk mendirikan Forum Komunikasi Nasional guna memuluskan agenda kongres persatuan yang tidak mencerminkan aspirasi bersama.
Konsolidasi nasional di Blitar sejatinya merupakan gagasan murni dari DPC GMNI Surabaya dan Jember yang telah resmi membentuk Badan Pekerja Kongres Nasional GMNI Ke-XXII 2025 sebelumnya. Tujuan utama konsolidasi nasional ini adalah mengakhiri dualisme kepemimpinan di Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GMNI yang telah berlangsung sejak Kongres Ambon 2019. Dualisme ini melibatkan dua kubu, yakni DPP di bawah kepemimpinan Arjuna Putra Aldino dan DPP di bawah Imanuel Cahyadi, yang telah menghambat roda organisasi dan regenerasi kepemimpinan GMNI selama hampir enam tahun.
Dari hasil konsolidasi, semua perwakilan cabang sepakat untuk membentuk Badan Pekerja Kongres Nasional dengan mengukuhkan ulang Surya Dwi Hadmaja sebagai Ketua dan Lazuardi Vivekananda Putrawardana sebagai Sekretaris. Badan ini bertugas membuka ruang komunikasi seluas-luasnya bagi cabang-cabang GMNI di seluruh Indonesia yang belum bergabung, untuk mengirimkan perwakilannya sebagai panitia kongres Persatuan GMNI 2025 guna mengkristalisasi kekuatan gerakan menjadi front persatuan PETA yang lebih solid.
“Kesepakatan ini lahir dari api juang cabang-cabang untuk bersatu dan mengakhiri perpecahan. Kami ingin GMNI kembali menjadi organisasi yang relevan dan kuat dalam menjawab tantangan zaman baru, sejalan dengan semangat Samenbundeling van alle revolutionaire krachten” ujar Lazuardi Vivekananda Putrawardana, Sekretaris Badan Pekerja Kongres.
Dalam konsolidasi tersebut, cabang-cabang yang hadir mengusulkan Kota Surabaya sebagai tuan rumah Kongres GMNI Ke-XXII 2025. DPC GMNI Surabaya menyatakan kesiapannya untuk mengemban amanah tersebut jika dipilih sebagai opsi terbaik oleh cabang-cabang yang hadir.
“Surabaya siap menjadi tuan rumah kongres jika itu adalah keputusan terbaik kawan-kawan cabang. Kami berkomitmen untuk menjadikan kongres ini sebagai momentum bersejarah bagi persatuan GMNI untuk kesekian kalinya dalam pergolakanya,” kata ketua DPC GMNI Surabaya, Virgiawan Budi.
Badan Pekerja Kongres Nasional GMNI 2025 juga telah membentuk struktur panitia untuk memastikan kelancaran persiapan kongres. Struktur panitia meliputi:
- Steering Committee (SC): Sultoni Edgar D
- Organizing Committee (OC): Danang Adi
- Anggota Panitia: M. Tohir (Mojokerto), Guruh (Kediri), Luluk Widianto (Tuban), M. Ainun Rozzaq (Nganjuk), Rossa (Probolinggo), Della (Pacitan), Vita Nerizza (Blitar), Moh. Faisal Adi Putra (Bojonegoro), Taufik (Tulungagung), Fawas El Madani (Bangkalan),Shaifi (Sampang), Syuhada (Pamekasan), Dandy (Pasuruan), Muhamad Amang, Ketua DPD GMNI Sulawesi Tenggara.
Badan Pekerja Kongres Nasional (BPK) mengimbau seluruh kader GMNI cabang se Indonesia untuk tidak terpancing oleh provokasi dari pihak-pihak yang berupaya menggagalkan kongres persatuan. “Kami mengajak semua cabang untuk bersatu dan menjaga integritas gerakan. Kongres 2025 harus menjadi titik balik bagi GMNI untuk meregenerasi kepemimpinan yang progresif, melek AI dan keputusan strategis yang menyelamatkan roda organisasi kedepannya,” tutup Surya Dwi Hadmaja.
Untuk informasi lebih lanjut, cabang-cabang GMNI dapat menghubungi:
- Ketua Badan Pekerja Kongres: Surya Dwi Hadmaja (+6285117154565)
- Sekretaris Badan Pekerja Kongres: Lazuardi Vivekananda Putrawardana (+6285732711026)
Konsolidasi nasional di Blitar ini diharapkan menjadi langkah awal menuju GMNI yang lebih kuat karena bersatu- bersatu karena kuat, independen, relevan dalam memperjuangkan cita-cita marhaenisme, merawat republik dan amanat penderitaan rakyat (AMPERA) di Indonesia.