telusur.co.id -Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Dalam ajang Gadjah Mada Law Competition (GMLC) 2025, tiga tim perwakilan UNAIR berhasil menampilkan performa gemilang.
Tim Megamendung meraih Juara 1 sekaligus predikat Berkas Legal Opinion Terbaik, sementara Tim Bebekan sukses menyabet Juara 3.
Kompetisi yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) ini mempertemukan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dalam cabang lomba Legal Opinion Competition (LOC). Ajang tersebut dilaksanakan dalam dua tahap, yakni penyusunan berkas dan presentasi di hadapan dewan juri.
Tim Megamendung, terdiri atas Akhmad Revan Satwika (ketua), Dewangga Putra Prayoga (anggota), dan Keisha Pramudhita Bernadi (ofisial), mengangkat isu pertanggungjawaban perusahaan dalam insiden pengeboran minyak dan gas (migas).
Dalam penyusunan legal opinion, Revan menekankan pentingnya pendekatan hukum yang realistis dan aplikatif.
“Kami berusaha meyakinkan dewan juri bahwa saran hukum yang kami tawarkan tidak hanya teoritis, tapi juga bisa diimplementasikan di dunia nyata,” jelas Revan.
Menurut Dewangga, tantangan terbesar selama persiapan adalah manajemen waktu, karena harus membagi fokus antara kompetisi dan aktivitas perkuliahan. Untuk memperkuat argumentasi, tim juga melakukan konsultasi dengan akademisi dan praktisi hukum lingkungan agar analisis mereka semakin tajam.
Tim Megamendung sendiri sudah terbentuk sebelum kompetisi berlangsung, sehingga kolaborasi dan chemistry mereka terbangun dengan baik. Kerja keras tersebut akhirnya mengantarkan mereka meraih Juara 1 dan penghargaan Berkas Legal Opinion Terbaik.
“Sebagai calon sarjana hukum, kemampuan menganalisis dan menyelesaikan permasalahan hukum nyata adalah hal penting. Kompetisi ini menjadi ajang yang melatih kami ke arah sana,” tambahnya.
Sementara itu, Tim Bebekan, yang terdiri atas Raymond Tjionardes (ketua), Cornellius Matthew Wijono (anggota), dan Moch Iqbal Maulana (ofisial), berhasil meraih Juara 3. Mereka mengangkat tema pengeboran minyak dan peristiwa blowout akibat aktivitas migas.
Raymond menjelaskan bahwa timnya telah beberapa kali mengikuti kompetisi hukum, dan pengalaman tersebut menjadi dorongan untuk terus berkembang.
“Motivasi kami sederhana, ingin mencoba atmosfer baru dan mengukur seberapa jauh kerja keras kami bisa menghasilkan prestasi,” ujar Raymond.
Menurut Matthew, timnya sempat mengalami pengurangan poin karena kesalahan formatting pada tahap pemberkasan. Namun, hal tersebut tidak mematahkan semangat mereka.
“Kami mengandalkan gaya berbicara, intonasi, serta diksi hukum yang tepat sasaran. Nilai presentasi kami bahkan menjadi yang tertinggi di luar penilaian berkas,” jelas Matthew.
Prestasi dua tim FH UNAIR di ajang GMLC 2025 menjadi bukti bahwa mahasiswa UNAIR tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga kompetitif dan adaptif di tingkat nasional.
Kedua tim sepakat bahwa kedisiplinan, komunikasi, dan keberanian mencoba menjadi kunci keberhasilan dalam kompetisi hukum.
“Jangan takut melangkah. Kadang, satu kesempatan bisa menjadi titik balik dalam hidup kita,” pungkas Raymond.



