telusur.co.id - Presiden Prabowo berkunjung ke luar negeri tidak secara khusus mendelegasikan tugas ke Wakil Presiden Gibran Rakabuming tentu mengejutkan. Prabowo hanya titip Indonesia ke Gibran dan semua menteri kabinetnya.
Pengamat politik Unuversitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan, lazimnya, seorang presiden akan menyerahkan fungsi dan tugasnya kepada wakilnya bila sedang bertugas ke luar negeri. Hal itu tidak terjadi kemungkinan disebabkan dua hal.
Pertama, meskipun secara hukum Gibran sudah sah sebagai wakil presiden, tapi masih banyak anak bangsa yang belum sepenuhnya menerimanya. Bahkan masih ada yang menolaknya dengan berbagai alasan.
“Hal itu bisa saja mengkhawatirkan Prabowo bila mendelegasikan fungsi dan tugasnya semata kepada Gibran. Prabowo khawatir akan muncul gelombang penolakan selama ia bertugas di luar negeri,” ujarnya.
Karena itu, untuk meminimalkan resistensi, Prabowo menitipkan Indonesia kepada Gibran dan seluruh menterinya. Jadi, yang digunakan kata titip, bukan pendelegasian fungsi dan tugas selama Prabowo di luar negeri.
Hal itu dilakukan Pabowo tampaknya sebagai jalan tengah agar tidak menyinggung Gibran yang tidak diberi delegasi tugas. Prabowo ingin tetap ada keseimbangan politis selama ia di luar negeri.
Dua, Prabowo bisa saja melihat Gibran masih terlalu mudah. Kalau didelegasikan fungsi dan tugas presiden kepadanya, Gibran dikhawatitkan belum siap. Apalagi di awal pemerintahannya, Prabowo tampaknya tidak ingin melakukan kesalahan, terutama dalam pengambilan kebijakan yang dapat menggoyang legitimasi kepemimpinannya.
Hal itu sejalan dengan pernyataan Prabowo agar menghilangkan dendam politik. Hal ini kiranya sebagai sinyal agar tidak ada melampiaskan dendam politik di tanah air selama ia berada di luar negeri.
Bisa jadi, dendam politik yang dimaksud masih berkaitan dengan Gibran. Kalau ini arahnya, maka sangat masuk akal bila Prabowo tidak mendelegasikan tugasnya kepada Gibran. “Prabowo justru ingin melindungi Gibran dari orang-orang yang belum menerimanya sebagai wakil presiden.”
Dengan tidak ada pendelegasian, maka tertutup bagi Gibran untuk mengambil kebijakan selama Prabowo di luar negeri. Dengan begitu, celah para pendendam politik jadi tertutup untuk menggoyahkan pemerintahan Prabowo, khususnya kepada Gibran.
Jadi, semua itu dilakukan Prabowo untuk menciptakan suasana sejuk di tanah air selama ia bertugas di luar negeri. Kondusivitas politik di dalam negeri diperlukan agar kabinetnya tetap berjalan maksimal selama ia di luar negeri. [ham]