telusur.co.id - Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Islam PNS Kementerian Agama Kabupaten Bekasi, Supriadi menyangkal jika kegiatan perkemahan moderasi beragama dan toleransi dikatakan bersenang-senang.
Hal itu dikatakan Supriadi menanggapi pembatalan kegiatan tersebut oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Ajan Mustajam pada Jumat (25/11/22).
“Insya Allah jauh dari itu (bersenang-senang),” kata Supriadi kepada telusur.co.id, Jumat (2/12/22).
Menurut dia, kegiatan seperti ini bukan kali ini saja, namun dilaksanakan setiap tahun. Pertama, di Bojongmangu, kedua di Bandung dan ketiga di Lembang, Bandung.
“Rencananya, tahun ini dilaksanakan di Hulu Cai Tapos, Bogor. Bahkan, pada tahun ini dapat bergabung dengan APRI sebagai unsur Kemenag. Kegiatan ini dilaksakan mengingat tahun ini adalah tahun toleransi,” jelasnya.
Akan tetapi, kata Supriadi, kegiatan perkemahan moderasi beragama dan toleransi itu, dibatalkan oleh oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, lantaran adanya musibah gempa yang melanda Kabupaten Cianjur.
Atas musibah gempa itu, Supriadi selaku Ketua Pokjaluh Agama Islam PNS Kementerian Agama Kabupaten Bekasi, turut berduka. Bahkan, Pokjaluh, APRI dan unsur Kemenag Kabupaten Bekasi saat ini tengah penggalangan donasi dan sudah terkumpul lebih dari Rp38 juta.
“Alhamdulillah, penggalangan donasi sudah dilaksanakan dan sudah disalurkan pada Senin, 28 November 2022 oleh Kemenag Kabupaten Bekasi yang dikirim langsung ke Cianjur. Donasi ini kami kumpulkan dari seluruh anggota Pokjaluh, dimana kami memiliki moto, dari kita oleh kita untuk kita,” kata Supriadi.
Menyinggung pembatalan kegiatan perkemahan moderasi beragama dan toleransi oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, H Ajan Mustajam, Supriadi menegaskan, tidak mempermasalakannya.
Hanya saja, kata Supriadi, rencana kegiatan itu sebenarnya sudah sejak lama diprogramkan. Bahkan sudah melalui rapat musyawarah para penyuluh serta konsultasi dengan Kepala Kemenag dan Kasi Bimas Islam Kabupaten Bekasi, jauh sebelum gempa melanda Kabupaten Cianjur.
Sejatinya, lanjut Supriadi, dalam kegiatan perkemahan moderasi beragama dan toleransi itu, antara lain akan diisi dengan materi pengokohan internal penyuluh dan penghulu (KUA dan APRI), materi kebangsaan dan moderasi, mengundang penyuluh agama lain dan pelita.
“Perlu saya tegaskan, anggaran kegiatan itu diperoleh dari pembiayaan iuran anggota hasil rapat dan proposal donatur,” tandasnya. [Fhr]