telusur.co.id - Koordinator Nasional Barisan Puan Maharani (BPN), Achmad Sazali menyentil Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar tidak bikin gaduh masyarakat dengan opininya. Syahrul sempat mengatakan dalam Webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan pada Senin (8/8/22), bahwa kemungkinan harga mi instan di pasaran bakal naik sampai tiga kali lipat dalam waktu dekat.

"Lebih baik Mentan fokus saja bekerja dan berani membuat terobosan-terobosan yang cepat menjaga ketenangan masyarakat,” kata Sazali dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/8/22).

Aktivis 98 itu menilai, pernyataan Syahrul yang sempat dibantah Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sempat menimbulkan kegaduhan di ruang publik.

“Ironisnya polemik antar menteri ini seharusnya tidak terjadi karena pemerintah sudah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) 39 tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia,” jelasnya.

Polemik antar Menteri ini, kata Sazali, juga menunjukkan belum maksimalnya perpres tersebut untuk dapat menciptakan harmonisasi dan sinkronisasi data. Terkait terbatasnya impor gandum, substitusi terigu di Indonesia sebenarnya sangat banyak dan sudah dikenal masyarakat.

"Seperti jagung, sorgum, kanjell, juwawut, sagu, sukun, singkong, dan ubi jalar," terangnya

Aktivis Pusat Informasi Jaringan Aksi Reformasi (Pijar) ini menilai diperlukan kebijakan yang konsisten dan berjangka panjang untuk pengembangan bahan baku tepung subtitusi terigu. Selain itu dukungan terpadu antar kementerian dan lembaga, penyediaan teknologi dan dukungan masyarakat juga dibutuhkan.

“Agar tidak seperti komoditas sorgum, walaupun secara teknis mempunyai sifat tepung  baik untuk substitusi terigu. Tetapi kenyataannya tidak dapat berkembang walaupun sudah diprogramkan sejak tahun 1970-an,” tandasnya. (Fhr)