Diduga Ada Pihak Oportunistik Yang Ganggu Kinerja Erick Thohir - Telusur

Diduga Ada Pihak Oportunistik Yang Ganggu Kinerja Erick Thohir


telusur.co.id - Kemarahan Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet beberapa waktu lalu, merupakan sebuah evaluasi atas kinerja para menteri dalam menghadapi pandemi Covid-19, berikut ekses sosial ekonomi yang menyertainya. Namun oleh beberapa kalangan momentum tersebut dimanfaatkan menjadi bola liar untuk memaksakan agenda politiknya.

Menurut Ketua Umum Pijar '98, Sulaiman Haikal, evaluasi menteri yang disebut Jokowi, lantas digiring oleh kelompok yang oportunistik, atau orang-orang yang hanya mengejar goal kepentingan pribadi dan kelompoknya saja.

"Mereka mengabaikan fakta-fakta obyektif yang ada. Jangan lagi bicara soal kepentingan rakyat, sangat jauh lah mereka," kata Haikal kepada wartawan, Rabu (1/7/20).

Haikal menjelaskan, beberapa pihak secara oportunistik dijadikan senjata untuk menembak ke segala arah. Dan Menteri BUMN Erick Thohir adalah sasarannya.

"Enggak ada angin enggak ada hujan, tiba-tiba Presiden disuruh rehuffle Erick Thohir," bebernya.

Haikal juga menyebut, jika sebuah isu sudah masuk diskursus mengenai Kementerian BUMN, maka aroma kepentingan yang santer tercium. Dan dipastikan itu semua bukan untuk kepentingan rakyat.

Terlepas dari menteri-menteri berkinerja jeblok, Haikal menilai kinerja beberapa menteri Jokowi terlihat sangat cemerlang, khususnya untuk menteri-menteri dari periode pertama. Kemudian ada juga menteri-menteri yang baru bergabung pada periode kedua, namun sudah menjanjikan arah perbaikan dan kemajuan.

"Untuk menteri yang baru bergabung ini, ada menteri yang gagal mengikuti langgam gerak Jokowi, dan ada yang justru malah berlari kencang menjanjikan transformasi dan kemajuan contohnya Erick THohir, ia masuk dalam kriteria perbaikan dan kemajuan," jelasnya.

Haikal menilai, adanya kecenderungan hambatan bagi menteri-menteri yang baru bergabung di periode kedua Jokowi, yang ditekankan untuk melakukan perubahan budaya kinerja dan mencari alternatif terobosan bercorak out of the box.

"Melakukan perubahan, terobosan, dan kinerja out of the box tentu saja akan berbenturan dengan kepentingan status quo yang sudah nyaman dengan kondisi sebelumnya," papar Haikal.

Bagi Haikal, suasana semacam itu nampak sekali dalam konteks orang nomer satu di Kementerian BUMN. Karena itu, Haikal bersama para aktivis 98 yakin Presiden Jokowi bisa secara jernih menilai fenomena ini.

Bagi Haikal, upaya menggoyang menteri-menteri berkinerja prima macam Erick Thohir akan mengganggu upaya besar Presiden Jokowi mengatasi pandemi Covid-19, beserta ekses-ekses sosial ekonomi yang menyertainya.

"Dan tentu saja pada akhirnya Rakyat Indonesia lah yang akan merasakan dampak terbesar kerugiannya," tukasnya.[Fhr]


Tinggalkan Komentar