DPR: Indonesia di Titik Nadir Akibat Salah Urus Pandemi - Telusur

DPR: Indonesia di Titik Nadir Akibat Salah Urus Pandemi

Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Irwan. (Ist).

telusur.co.id - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irwan, mengaku miris dengan kondisi pandemi Covid-19 yang tengah dialami Indonesia justru kian meningkat drastis.

Setidaknya dari data jumlah kasus positif Covid-19 per 15 September 2020 sudah mencapai 225.030 orang.

Terlebih, kondisi Wisma Atlet yang merupakan rumah sakit (RS) darurat bentukan pemerintah terlihat berbeda dari malam-malam sebelumnya, dimana nampak seluruh lampu tower menyala.

"Tak ada capeknya, saya selalu memberikan peringatan kepada pemangku negeri, agar jangan berlena diri. Kini, apa dalam bayangan saya itu terjadi. Sungguh ironi, dimana pemimpin negeri ini?" kata Irwan di Jakarta, Rabu (16/9/20).

Di tengah kondisi saat ini, justru memperlihatkan bahwa penanganan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah belum seirama, hanya terfokus pada urusan ekonomi.

"Seirama hanya urus ekonomi, bicara stimulus bisnis, bukan rakyat yang sedang kritis karena pandemi. Ini sungguh miris," ucapnya

"Mobilitas tinggi, tanpa disadari mengancam anak negeri, semua dibiarkan demi ekonomi. Tapi itu keliru, seharusnya “Selamatkan Manusianya, Baru Ekonominya"," ketus anggota dewan dari Dapil Kalimantan Timur (Kaltim) tersebut.
 
Tidak hanya itu, Irwan cenderung menilai penanggulangan pandemi virus justru sangat terkesan aji mumpung untuk mengambil keuntungan.

"Bukannya menanggulangi, justru menunggangi pandemi ini, aji mumpung dengan kebijakan yang justru bukan untuk pandemi. Seperti, kartu pra kerja dan sebagainya. Fakta itu terjadi," paparnya.

Dia menyebut anggaran ratusan triliun untuk menanggulangi pandemi Covid-19, namun yang terjadi hingga saat ini rakyat terus menjadi korban.

"Ratusan triliun anggaran pemerintah untuk pandemi, tapi apa semua itu tidak bisa menghindari rakyat terus jadi korban pandemi. Jadi kita merugi," tegasnya.

"Lewat setengah tahun, rakyat negeri masih dilanda rasa ngeri. Satu sisi rakyat mencari sesuap nasi untuk ekonomi, sisi lain terancam dengan pandemi. Saya sebut Indonesia kini di titik nadir, akibat salah urus pandemi," pungkasnya. [Tp]

 


Tinggalkan Komentar