telusur.co.id - Setelah rezim Israel mengakui kekalahan dari drone Hizbullah Lebanon, salah satu sumber media mengungkap bagaimana drone tersebut bisa masuk ke wilayah pendudukan.
Sumber terpercaya di Hizbullah Lebanon kepada surat kabar Al Akhbar, yang dikutip Parstoday, Selasa (22/2/22) menjelaskan bagaimana drone Hassan berhasil memasuki wilayah pendudukan.
"Pada hari Jumat (18/2/22) sekitar pukul 11:40 drone Hassan mulai bergerak dari selatan Lebanon. Meski semua sistem pertahanan musuh sudah disiagakan dan sistem peringatan dini aktif, namun mereka baru menyadari keberadaan drone pada pukul 12:10 setelah drone menempuh jarak 30 kilometer, dan mencapai area Rosh Pinna dekat kota Safed," kata Sumber itu.
Ia menambahkan, awalnya musuh mengira drone Hassan hanya sebuah benda terbang tak dikenal, namun setelah mengetahui benda itu memiliki sayap dan buntut, sirene bahaya mereka mulai berbunyi, dan kubah besi menembakan rudalnya ke arah drone, tapi tidak mengenainya.
Kemudian, sambungnya, rezim Zionis itu menerbangkan jet tempur F-16 untuk mengejar drone, tapi karena kecepatannya yang tinggi membuat jet itu gagal mencapai drone. Jet tempur Israel bahkan lewat di sebelah drone, tapi tidak bisa mengenalinya.
Menurutnya, setelah jet tempur dan kubah besi gagal, Israel mengerahkan helikopter Apache ke lokasi yang diduga jalur kembalinya drone, tapi ternyata gagal menemukan posisi drone tersebut, dan setelah menembakan beberapa rudal, Israel mengira telah menembak jatuh drone Hassan.
Akan tetapi ketika mengirim tim mencari serpihan drone di lokasi yang diduga tempat jatuhnya, mereka tidak menemukan apa pun dan setelah dua jam baru menyadari bahwa drone sudah kembali ke Lebanon dengan selamat.
Sumber Hizbullah itu mengatakan, drone Hassan punya kemampuan menembus sensor berfrekuensi tinggi dengan receiver akurat semacam sistem pengawas ADS, dan sistem pendeteksi sinyal SIGNIT, serta sistem radar dan identifikasi ULTRA-C1 yang merupakan radar canggih terbesar Israel. [Tp]



