Impounding Bendungan Sadawarna, 300 KK Warga Desa Cibalandong Buka Pemukiman Baru di Tanah Garapan - Telusur

Impounding Bendungan Sadawarna, 300 KK Warga Desa Cibalandong Buka Pemukiman Baru di Tanah Garapan

Impounding Bendungan Sadawarna. (Foto: telusur.co.id/Deny).

telusur.co.id - Bendungan Sadawarna yang berlokasi di wilayah Desa Cibalandong Kecamatan Cibogo Kabupaten Subang Jawa Barat, rencananya akan diresmikan oleh Presiden RI, Joko Widodo, pada Desember 2022 ini. 

Menjelang bendungan tersebut diresmikan, telah dilaksanakan kegiatan awal pengisian air (Inpounding), pada tanggal 1 Desember 2022, dihadiri sekaligus disaksikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum didampingi Bupati Subang.

Sebelum kegiatan pengisian awal air (Inpounding) Bendungan Sadawarna tersebut dibuka, dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama oleh kepala Sekretariat Dewan SDA Nasional, Wagub Jawa Barat, Kepala BBWS Citarum, Bupati Subang, Perwakilan Bupati Sumedang dan Indramayu.

Selain itu, sebulan sebelum dilakukan kegiatan awal dibuka Inpounding, menjelang peresmian, 300 kepala keluarga (KK) warga pemukiman di Desa Ciblandong, yang terdampak terendam air Bendungan tersebut, harus sudah terelokasi ke tempat baru yang lebih aman dan sudah dikosongkan oleh pemiliknya. 

Desa Cibalandong yang berada di daerah perbatasan Sumedang memiliki luas 1000 hektar, sawah 202 hektare dan area daratan 798 hekktarae. Desa tersebut dihuni sebanyak 1.966 penduduk dengan jumlah laki-laki sebanayak 910 orang dan perempuan 1.056. Mereka tersebar di 15 Rukun Tetangga (RT), Lima Rukun Warga (RW) yang berada di Dua Dusun Desa Cibalandong.

Kepala Desa Cibalandong, Lili Maulana mengatakan, pembangunan proyek nasional Bendungan Sadawarna ini sedikitnya berdampak keapada pemukiman warga sekitar 300 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari dua Rukun Warga (RW) dan Delapan Rukun Tetangga (RT), termasuk ada 6 rumah ibadah yaitu Masjid dan 2 Sekolah yakni SMP Yayasan Cinta Bangsa dan SDN Sukatani.

"Ya, alhamdulillah sebelum awal kegiatan Inpounding Bendungan tersebut, pemukiman yang terdampak sekitar 300 KK tersebut semuanya telah rampung terelokasi, hanya tinggal beres-beres barang lainnya yang belum terangkut dan itu pun masih berjalan. Intinya lancar tak ada masalah," kata Lili Maulana kepada telusur.co.id, Senin (5/12/22).
 
Lili Maulana juga berharap perhatian dan pengertian para pemangku kebijakan. Ia mengakui warga yang terdampak Bendungan Sadawarna ini sebelumnya diberi waktu hingga tanggal 20 November lalu itu harus sudah pindah ke lokasi pemukiman baru. Namun persoalannya yang dihadapi warga untuk meninggalkan rumah lama dan pindah ke tempat baru yang aman lebih tinggi dari permukaan Bendungan itu, tentunya harus membangun rumah dulu, dan ini tidak sedikit dengan sejumlah 300 kepala keluarga (KK) tersebut. Proses pindah bangunnya otomatis secara serentak. 

Sedangkan, kata dia, titik lokasinya saling berjauhan dan tidak satu hamparan, hal tersebut sangat membutuhkan waktu dan tenaga tidak sedikit. Belum lagi material bangunan, sementara jalan menuju lokasi pemukiman yang baru, selain lokasinya satu sama lain saling berjauhan, jalannya juga terkendala dan rusak berat.

"Ya, kondisi seperti ini, warga kami menyadari bahkan pasrah. Tapi bukan berarti tak mendukung pembangunan bendungan yang merupakan proyek nasional itu. Kami tetap bersama para tokoh masyarakat mencari solusinya," katanya. 

Akhirnya, lanjut dia, warga sepakat bangun semangat gotong royong lakukan swadaya masyarakat kerahkan kemampuan warga, bahu membahu membuka pemukiman baru di lahan garapan, tanah negara bebas (TNB), dalam satu hamparan seluas 11 hektar,  dibagi per-kapling, semuanya cukup untuk 300 KK, namun yang menggunakan dan menempati lahan tersebut hanya 280 KK. Sementara 20 KK lagi, mereka membangun menggunakan tanah miliknya sendiri termasuk ada yang pindah keluar desa Cibalandong. 

"Terkait penggunaan tanah garapan TNB,  sebelumnya sudah dimohon kepada pemangku kebijakan, dan itu sedang dalam proses. Mudah-mudahan dikabulkan," tandas Kades Lili. [Fhr]


Tinggalkan Komentar