Legislator Minta Dirut Telkom Audit Investasi di GOTO, Cari yang Bertanggung Jawab - Telusur

Legislator Minta Dirut Telkom Audit Investasi di GOTO, Cari yang Bertanggung Jawab

Ilustrasi

telusur.co.id - Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam meminta Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, Dian Siswarini, untuk melakukan audit internal terhadap proses investasi atau pembelian saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). 

"Kami minta Ibu (Dian Siswarini) audit soal investasi Telkom di Goto yang hari ini merugikan negara walaupun masih tercatat dalam bentuk investasi yaitu Rp7, 2 triliun kalau dirupiahkan," kata Mufti dalam rapat dengar pendapat dengan Dirut Telkom Dian bersama jajarannya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (2/7/2025).

Politikus PDIP itu juga mengingatkan Dian sebagai Dirut baru Telkom, yang menggantikan Ririek Adriansyah, harus mempunyai jalan keluar terkait masalah ini. Sebab, jika tidak mempunyai solusi, maka kerugian negara berpotensi semakin besar. 

"Kami pengen ibu audit bagaimana proses investasi dari uang Telkom kepada Goto ini. Dan bagaimana skema exit ibu dalam persoalan ini karena ibu perlu mengambil langkah cepat, kalau tidak maka kerugian akan semakin besar ke depan," tegasnya. 

"Kami minta audit dan mitigasi investasi GOTO. Kami minta dipaparkan bagaimana pola, bagaimana bisa eksis dan persoalan GOTO ini," sambungnya. 

Selain itu, Mufti juga meminta Dirut Telkom untuk mendalami di internalnya, siapa saja yang bertanggung jawab atas proses pembelian saham di Goto tersebut. 

"Ibu sudah dalami belum siapa yang bertanggung jawab dalam hal ini? Dan apa konsekuensi yang diberikan kepada oknum yang sudah mengambil langkah atau putusan ini," tukasnya 

Dikutip dari berbagai sumber, Grup Telkom sendiri melakukan investasi ke GOTO saat belum terjadi merger antara Gojek dan Tokopedia. 

Pada 16 November 2020, Telkomsel mengadakan perjanjian dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) untuk investasi dalam bentuk Obligasi Konversi atau Convertible Bond (CB) tanpa bunga sebesar US$ 150 juta (setara dengan Rp 2,1 triliun per 31 Desember 2020). CB tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 16 November 2023.

Opsi beli saham preferen memberikan hak kepada Telkomsel untuk membeli tambahan saham preferen dari AKAB sebesar US$ 300 juta dan dapat dieksekusi dalam waktu 12 bulan setelah tanggal efektif pada harga US$ 5.049 per saham. Opsi beli saham preferen adalah derivatif dan dicatat pada FVTPL.

Pada 17 Mei 2021, AKAB dan PT Tokopedia merger menjadi PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO). Merger ini membuat Telkomsel mengeksekusi CB sesuai dengan perjanjian CB. Di mana CB akan dikonversi menjadi saham. 

Berdasarkan perjanjian CB, GoTo akan membayar total jumlah konversi kepada Telkomsel, dan setelah menerima jumlah konversi tersebut, Telkomsel harus segera membayar jumlah konversi kepada GoTo sesuai dengan Perjanjian Pemesanan Saham.

Pada tanggal 18 Mei 2021, Telkomsel telah menandatangani Perjanjian Pembelian Saham untuk memesan 29.708 lembar saham konversi atau sebesar US$ 150 juta (setara dengan Rp 2,1 triliun) dan 59.417 lembar saham tambahan dari opsi pembelian saham atau senilai US$ 300 juta (setara dengan Rp 4,29 triliun).

Berdasarkan perubahan akta pada tanggal 19 Oktober 2021, GoTo melakukan stock split dan mengubah jumlah kepemilikan saham Telkomsel dari 89.125 lembar saham menjadi 23.722.133.875 lembar saham.

Secara total, investasi Telkom Group di GOTO mencapai US$450 juta atau setara Rp6,4 triliun.

Adapun investasi Telkom di GOTO belum sepenuhnya menguntungkan. Ini menjadi alasan perusahaan akan terus mengevaluasi investasinya tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2025, Telkomsel menilai wajar investasi di GOTO masing-masing Rp83/saham dan Rp70/saham masing-masing di periode 31 Maret 2025 dan 2024.

Sehingga, jumlah keuntungan yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GOTO untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2025 sebesar Rp308 miliar.

Sementara, jumlah kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar untuk periode 2024 sebesar Rp403 miliar.

"Rencana investasi kita akan selalu kita evaluasi apakah inline dengan market. Evaluasi akan kita terus lakukan karena masih banyak peluang investasi,” jelas Direktur Pengembangan Bisnis TLKM Honesti Basyir, dikutip Rabu (28/5/2025). 

Kerugian dari investasi di GOTO turut menekan laba usaha Telkom di kuartal pertama 2024, yang turun tipis menjadi Rp11 triliun dari Rp11,43 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain faktor investasi, tekanan juga datang dari meningkatnya sejumlah pos beban operasional.

Menurut Honesti, Telkom akan terus memastikan setiap investasi yang dilakukan benar-benar memberikan manfaat strategis maupun finansial. Fokus perusahaan saat ini adalah penguatan fundamental dan optimalisasi aset.

"Yang paling penting adalah memastikan bahwa setiap investasi memberikan return yang optimal, baik secara strategis maupun finansial,” ujarnya.

GOTO sendiri mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp 4,2 triliun atau naik 37 persen secara tahunan pada kuartal I-2025. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode tahun lalu per 31 Maret Rp 4,07 triliun

Dalam laporan keuangan GOTO di Bursa Efek Indonesia, Selasa (29/4/2025) GOTO mencatatkan kerugian tahun berjalan sebesar Rp 336 miliar, atau turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 937 miliar.

GOTO juga mencatatkan penurunan beban pokok pendapatan, administrasi, penjualan, operasional, hingga pengembangan mencapai Rp 4,42 triliun. Jumlah ini menurun dari 31 Maret tahun lalu Rp 5,02 triliun. 

Dari segi pendapatan, jasa pengiriman mencetak Rp 1,39 triliun, imbalan jasa Rp 1,37 triliun, pinjaman Rp 763 miliar, imbalan jasa e-commerce Rp 216 miliar, imbalan iklan Rp 110 miliar, dan lain-lain Rp 370 miliar. 

Sepanjang 2024 lalu, GOTO mencatat rugi Rp 5,46 triliun. Jumlah itu menurun sekitar 94 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 90,5 triliun. [Nug] 

 


Tinggalkan Komentar