Milad ke-22, FBR Dorong Penguatan Tradisi dan Kebhinekaan - Telusur

Milad ke-22, FBR Dorong Penguatan Tradisi dan Kebhinekaan

Milad FBR

telusur.co.id - Forum Betawi Rempug (FBR) akan mengadakan puncak perayaan milad ke-22 di Pantai Festival Ancol, Jakarta, pada 29 Juli 2023. Kegiatan mengusung tema "Merawat Tradisi dan Kebhinekaan, Membangun Semangat Kebangsaan."

Imam Besar FBR, Lutfi Hakim, menyampaikan, perayaan milad kali ini akan berbeda dengan kegiatan serupa sebelumnya. Sebab, FBR menjadikan momen tersebut sebagai titik balik kebangkitan masyarakat Betawi, khususnya organisasi.

"Milad yang ke-22 akan meneguhkan posisi FBR pada tiga aspek dalam menjawab tantangan zaman dan generasi Betawi pada masa depan. Perubahan adalah keniscayaan dan saat ini adalah waktunya," ucapnya dalam keterangannya, Kamis (13/7).

Lutfi melanjutkan, menjaga tradisi adalah kewajiban masyarakat betawi, termasuk anggota FBR. Jika tradisi dan kebudayaan tidak "dihidupkan", menurutnya, masyarakat akan kehilangan nilai-nilai yang menjadi pedoman.

"Perubahan memang tidak bisa ditolak, tetapi tradisi adalah nilai yang harus dirawat, dijaga, bahkan dilestarikan. Karenanya, saya menyerukan kepada anggota FBR agar terus merawat tradisi sesuai dengan dinamika yang terjadi," tuturnya.

Hal ini pula yang melatarbelakangi FBR bakal membangun penguatan sumber daya manusia (SDM) Betawi, terutama anggotanya. Tujuannya, memiliki ketahanan budaya agar dapat menjawab berbagai tantangan zaman. 

"Ketahanan budaya atau tradisi kebetawian, meskipun sudah ada lembaga adat, namun FBR memandang itu belum cukup tanpa disertai dengan kesadaran masyarakat Betawi secara keseluruhan. Menjadi tuan rumah di Jakarta memerlukan dukungan seluruh komponen masyarakat betawi," paparnya.

Wakil Ketua Tanfidziyah NU DKI Jakarta ini menambahkan, menjaga kebhinekaan di Jakarta tidak kalah pentingnya selain merawat tradisi. Pangkalnya, karena Jakarta menjadi pertemuan budaya-budaya nusantara serta keragaman SARA.

"Saya memastikan FBR akan selalu menjaga semangat kebangsaan, manjaga tradisi, dan merawat kebhinekaan di Jakarta. Namun, ini tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya semangat kebangasaan, silaturahmi budaya, dan interaksi sesama anak bangsa," tandas Lutfi. [ham]


Tinggalkan Komentar