telusur.co.id - Dalam rangka menyiapkan regenerasi putra-putri terbaik bangsa, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar sosialisasi penerimaan mahasiswa baru tahun 2024 secara daring. Sabtu, (03/2/2024).
Melalui sosialisasi ini, ITS menyampaikan ada empat program studi (prodi) baru yang dapat dipilih juga pada Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2024.
Direktur Pendidikan ITS, Prof Dr Eng Siti Machmudah ST MEng mengungkapkan, prodi tersebut terdiri dari Prodi Sains Data dari Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD), Prodi Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan Prodi Rekayasa Kecerdasan Artifisial (RKA) dari Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC), serta Prodi Kedokteran dari Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK).
“Sebelumnya tahun 2023 lalu keempat prodi tersebut hanya ada di Seleksi Mandiri, namun saat ini sudah bisa dipilih pada SNBP dan SNBT,” urai perempuan yang kerap disapa Machmudah ini.
Dengan bergabungnya empat prodi baru tersebut, Machmudah mengatakan bahwa ITS saat ini memiliki 44 pilihan prodi sarjana (S1) serta delapan prodi D4 atau sarjana terapan yang dapat dipilih.
Menambahkan penjelasannya, menurut Machmudah, terdapat satu prodi baru lainnya yang hingga saat ini masih menunggu pengesahan akreditasinya agar bisa mengikuti SNBP dan SNBT. Yakni Prodi Inovasi Digital yang bertada di bawah Departemen Sistem Informasi dari FTEIC.
Machmudah juga menyampaikan, skema Seleksi Mandiri Prestasi ITS kini telah berubah nama menjadi Seleksi Mandiri Berbeasiswa. Pada seleksi ini, Machmudah menuturkan bahwa ITS akan memberikan beasiswa bagi pendaftar yang mempunyai prestasi luar biasa.
Beasiswa tersebut berupa kebebasan dari kewajiban membayar Iuran Pengembangan Institut (IPI) atau yang sebelumnya dikenal dengan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI).
“Jadi hanya wajib membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT),” imbuhnya.
Sementara itu, Machmudah juga memberikan informasi bahwa saat ini ITS telah membuka seleksi prestasi melalui International Undergraduate Program (IUP) hingga 18 Februari mendatang.
Namun, ia menggarisbawahi apabila peserta telah diterima pada program IUP ini tetapi kemudian dinyatakan lolos pada SNBP atau SNBT, maka kelolosan di IUP akan dianulir sesuai dengan peraturan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang berlaku.
Sementara itu, terkait seleksi jalur International Undergraduate Program (IUP) di ITS, Machmudah juga memberikan informasi apabila peserta yang telah diterima pada program IUP ini tetapi kemudian dinyatakan lolos pada SNBP, maka kelolosan di IUP akan dianulir sesuai dengan peraturan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang berlaku.
Berbeda dengan pendaftar yang diterima di IUP, namun juga dinyatakan lolos lewat jalur SNBT. Apabila pendaftar tersebut tidak melakukan daftar ulang pada SNBT, maka ia tetap dinyatakan diterima di IUP.
Lebih lanjut, guru besar Departemen Teknik Kimia ini merincikan bahwa dalam penerimaan mahasiswa baru tahun ini, ITS menyediakan kuota SNBP sebanyak 1.564 kursi atau sebesar 23,81 persen, SNBT sebanyak 2.189 kursi atau sebesar 33,32 persen, dan Seleksi Mandiri sebanyak 2.817 kursi atau 42,88 persen dari keseluruhan kuota.
Terkait seluruh informasi yang ada, Machmudah mengingatkan bahwa calon pendaftar dapat mengakses informasinya lebih lengkap melalui laman www.its.ac.id/admission.
Pada sosialisasi ini dihadirkan pula Koordinator Humas dan Promosi Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Dr Dra Ismaini Zain MSi yang memaparkan terkait sistem seleksi yang diusung oleh SNPMB tahun 2024.
Menurut Ismaini, tak banyak perubahan yang terjadi pada seleksi tahun ini. Meski demikian, terdapat beberapa pembaruan yang ditujukan untuk meningkatkan pemerataan serta peluang lolos bagi pendaftar.
Dalam paparannya, Ismaini menjabarkan salah satu kebijakan baru yang diterapkan pada SNPMB 2024 adalah aturan blokade pada pendaftar yang telah lolos salah satu skema seleksi. Ismaini menjelaskan, secara ringkas sistem ini mengatur setiap pendaftar yang lolos SNBP secara otomatis tidak dapat mengikuti SNBT maupun Seleksi Mandiri di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) manapun.
Begitupun dengan pendaftar yang telah lolos SNBT juga tidak dapat mendaftar pada Seleksi Mandiri. Selain itu, Ismaini mengungkapkan bahwa pada skema SNBT, kini pendaftar memiliki opsi untuk mendaftarkan diri pada maksimal empat prodi.
Dengan ketentuan, pendaftar harus memilih dua program akademik (sarjana) dan dua program vokasi (D3 dan D4 atau sarjana terapan).
Sedangkan bila memilih tiga prodi, maka diwajibkan memilih dua program akademik dan satu program vokasi atau sebaliknya dua program vokasi dan satu program akademik.
“Pada intinya semua program sama saja sehingga agar pembagiannya merata kita berlakukan aturan ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ismaini menyampaikan bahwa terkait subtes yang diujikan pada SNBT sendiri tidak mengalami banyak perubahan dari tahun sebelumnya. Pada tahun ini, subtes yang diujikan masih terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS), Literasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, serta Penalaran Matematika.
“Tambahannya hanya nanti di Matematika akan ada isian singkat,” ucapnya.
Terakhir, Ismaini yang juga dosen Departemen Statistika ITS ini mengingatkan bahwa, seluruh tahapan telah dibagikan sejak awal untuk mencegah terjadinya kelalaian dan keterlambatan. Untuk itu, ia berharap baik sekolah dan calon mahasiswa saling bersinergi untuk meraih hasil terbaik.
“Semoga apapun hasilnya nanti, kita semua tetap berbahagia dan mampu menjadi insan yang bermanfaat,” tuturnya berharap. (ari)