telusur.co.id - Anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengaku prihatin atas musibah terkurungnya delapan orang penambang di tambang emas ilegal di Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, Banyumas.
"Pemerintah lamban memberikan bantuan akibatnya hingga hari kelima, delapan penambang yang terjebak di dalamnya belum bisa dievakuasi," kata Mulyanto, Senin (31/7/23).
Mulyanto menyesalkan sikap beberapa pejabat terkait yang menyatakan bahwa kecil kemungkinan delapan penambang tersebut masih hidup.
Menurutnya, Pemerintah harus maksimal memberikan bantuan dan pertolongan hingga kondisi para penambang benar-benar diketahui secara pasti. Bukan malah membuat narasi yang melemahkan upaya pencarian.
"Miris saya mengikuti kabar kejadian di Grumbul Tajur, Banyumas. Ada delapan nyawa yang terkurung di bawah tanah tapi respon Pemerintah malah lamban. Mereka seperti tidak dihargai," ujarnya.
Jika di luar negeri, kejadian seperti ini akan menarik perhatian masyarakat. Bahkan di Meksiko, Presiden turun tangan langsung memimpin upaya penyelamatan para penambang yang tertimbun. Semua alat dan tenaga dikerahkan untuk menyelamatkan para korban.
Untuk itu, Mulyanto meminta Pemerintah jangan lepas tangan atau sekedar pilih kasih kepada penambang rakyat. Jangan karena kejadian ini terjadi di tambang rakyat maka respon Pemerintah tidak serius.
Terkait legalitas tambang yang masih dianggap ilegal, Mulyanto minta Pemerintah harus adil menyikapinya. Tambang ilegal seperti di Banyumas ini perlu ditata dan dibina dengan baik. Pemerintah harus mempercepat proses pemberian izinnya, sehingga tambang rakyat ini menjadi legal.
"Pemerintah, dalam prakteknya sangat lamban dalam merespon proses perizinan tambang rakyat ini. Apalagi dengan sistem perizinan yang sentralistik di pusat," jelas Mulyanto.
Mulyanto menambahkan kepada tambang rakyat Pemerintah wajib melaksanakan pembinaan dan pengawasan, agar penambang menerapkan praktek penambangan yang baik (good mining practice).
"Ini penting terkait dengan K3 bagi penambang, maupun pengelolaan lingkungan hidup di sekitar tambang, termasuk pascatambang. Pembinaan juga penting, agar produktifitas penambangan meningkat serta pendapatan bagi warga semakin baik. Melalui proses ini sudah barang tentu PNBP dan iuran lain bagi Pemda dapat dibeli, " tegas Mulyanto.[Fhr]