telusur.co.id - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai Partai Amanat Nasional (PAN) berniat ingin mengusung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. Jika niat itu benar, PAN tampaknya inkonsisten dengan komitmennya saat membentuk KIB bersama Golkar dan PPP. "Tiga partai yang bergabung dalam KIB awalnya komitmen akan mencalonkan kader masing-masing. Kenapa dukung kader partai lain," ujar Jamiluddin, Kamis.
Inkonsisten PAN itu tampaknya disebabkan dua kemungkinan. Pertama, PAN memang tidak mempunyai kader yang layak jual untuk diusung menjadi capres. Hal itu terlihat dari elektabilitas kader PAN yang sangat rendah. Bahkan Ketua Umumnya Zulkifli Hasan saja elektabilitas sangat rendah.
Dengan tidak adanya kader PAN yang elektabilitas memadai, tentu mereka tidak pede mengusung capres dari internal partai. Sebab, peluang ditolak Golkar dan PPP sangat besar.
Dua, KIB sejak awal pembentukan memang sudah berkiblat ke Presiden Joko Widodo. KIB terkesan terbentuk karena memang restu Jokowi. "Karena itu, KIB dibentuk untuk kepentingan Jokowi. Melalui KIB Jokowi akan dapat memuluskan penerusnya menjadi capres."
Ganjar tampaknya penerus terkuat yang diinginkan Jokowi. Untuk memastikan Ganjar bisa nyapres, maka KIB disiapkan bila PDIP tidak mengusungnya.
Jadi, KIB tampaknya memang disiapkan untuk menjadi perahu bagi Ganjar pada Pilpres 2024. Hal itu sama-sama diketahui Ketua Umum Golkar, PAN, dan PPP.
Karena itu, kalau PAN kemudian akan mengusung Ganjar tentu tidak mengagetkan. Hal itu memang sudah menjadi skenario sejak awal KIB dibentuk.
Hal itu semakin terang benderang dengan respon positif dari PPP. Petinggi PPP sudah membuka peluang akan mengusung Ganjar setelah PAN menyatakan dukungannya.
"Jadi, sikap PPP itu terkesan seperti gayung bersambut. Tapi hal itu sebenarnya tidak, karena skenarionya sejak awal memang demikian."
Kemungkinan besar Golkar juga akan merespon positif usulan PAN. Kalau hal itu terjadi, maka dapat dipastikan KIB memang bentukan Jokowi yang disiapkan untuk mengusung Ganjar.
Bagi Ganjar sendiri, tentu akan mempersulitnya untuk diusung PDIP. Megawati Soekarnoputri tampaknya akan semakin kukuh tidak akan mengusung Ganjar.
Megawati tipe pemimpin yang tidak mau menyerah dengan tekanan. Ia justru akan semakin bergeming bila tekanan itu semakin menguat. Bisa jadi Megawati akan mencoret Ganjar dari bursa.
Bagi Ganjar tampaknya tak soal dicoret dari PDIP. Hal terpenting baginya, ia bisa nyapres tanpa memandang perahunya dari mana. Karena menjadi capres memang sudah menjadi ambisinya.
Karena itu, Ganjar justru mengharapkan Megawati lebih cepat memutuskan capres dari PDIP. Dengan begitu, ia sudah lepas dari belenggu PDIP dan secepatnya bisa pindah haluan ke KIB. KIB juga akan lebih terbuka dan berani dalam mengusung Ganjar. KIB tidak takut lagi dinilai tak beretika karena mengusung kader partai lain. [ham]