telusur.co.id - Anggota Komisi III DPR RI Jazilul Fawaid menilai biaya penyelenggaraan pemilu sangat mahal sehingga perlu dibahas sistem yang lebih murah dan efisien. Menurutnya, hal ini bisa dimulai dengan membangun sistem aturan yang memunculkan demokrasi yang lebih sederhana.
”Semuanya juga akan mengakui bahwa biaya penyelenggaraan Pemilu sudah mahal. Biaya kompetisi calon juga mahal. Menurut saya ini perlu dibahas sistem yang memungkinkan semua bisa ikut dan tidak membutuhkan biaya yang mahal,” jelasnya dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema ’DPR Mengawal Demokrasi Menuju Indonesia Maju’ di Media Center DPR RI, Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (25/8/23).
Menurutnya, sistem pemilu langsung seperti saat ini tetap harus dilakasanakan, tetapi dengan pola yang lebih efisien supaya tidak mahal.
Lebih lanjut, Politikus PKB ini juga mengungkapkan perlu adanya kajian yang lebih mendalam terkait berbagai sistem pemilu yang pernah dijalani untuk mencari mana yang lebih efektif.
"Jadi karena mahalnya, mengakibatkan kasta yang tinggi orang yang punya uang yang bisa masuk, sedangkan kasta kecil ga bisa masuk," ujarnya.
Karenanya, kata dia, perlu diperbaiki bersama. Karena memang Undang-Undang Pemilu kemarin itu tidak ada revisi, justru terjadi sekarang revisinya sedang diuji tentang usia presiden
”Artinya ke depan kita koreksi dan kita selama pemilihan langsung kan berubah-ubah, ada sistem terbuka, ada semi terbuka, apa kembali ke proporsional (terbuka)? Yang saya pikir perlu kajian mana yang lebih efektif,” pungkasnya. [Tp]