Pengamat: RK Harus Banyak Blusukan, Bukan Glendotan ke Jokowi - Telusur

Pengamat: RK Harus Banyak Blusukan, Bukan Glendotan ke Jokowi

Calon Gubernur nomor urut 1, Ridwan Kamil. Foto: antara

telusur.co.id - Direktur eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya menyarankan agar calon gubernur Jakarta nomor urut satu, Ridwan Kamil (RK) bisa meningkatkan lagi elektabilitasnya dengan kembali turun untuk blusukan. Bukan kemudian memamerkan kedekatan kepada mantan Presiden Joko "Jokowi" Widodo atau Presiden Prabowo Subianto.

Apalagi ia turut menggunakan influencer dalam kampanyenya. Salah satunya Raffi Ahmad.

"Ini justru bisa menjadi bumerang. Lebih baik Ridwan Kamil turun ke masyarakat dan bertemu tokoh-tokoh lagi karena lagi-lagi kalau kita baca untuk tingkat pengenalan, Ridwan Kamil unggul dibandingkan Mas Pramono," ujar Yunarto ketika dihubungi pada Senin (18/11/2024) malam.

Namun, untuk tingkat kesukaan, justru yang unggul adalah Pramono Anung-Rano Karno.

"Seharusnya Ridwan Kamil melakukan kegiatan yang membuat ikatan secara emosional. Bukan lagi-lagi glendotan ke Pak Jokowi, Pak Prabowo atau kepada influencer. Saya sayangkan strategi ini," katanya.

Tetapi, pria yang akrab disapa Kang Emil itu justru kembali menunjukkan kepada publik pertemuannya dengan Jokowi di area Cempaka Putih pada Senin malam kemarin. Di situ, Jokowi secara terbuka menunjukkan dukungannya bagi Kang Emil.

Jokowi menilai, jika mesin partai, relawan, dan pendukung Ridwan Kamil-Suswono bergerak secara masif, hasil pencoblosan pada 27 November 2024 mendatang berpotensi selesai dalam satu putaran, mirip dengan kemenangan di pemilihan presiden (pilpres).



Yunarto menuturkan, daya ledak luar biasa bisa terjadi seandainya Anies Baswedan bertemu dengan Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama. Apalagi kedua pendukung dari kedua tokoh tersebut sangat fanatik.

"Pertemuan Anies dan Ahok, buat saya menjadikan cerita ini bisa diterima oleh semua kalangan. Kita pernah punya sebuah kisah, meski dulu saya meragukan, bisa bersatunya pemilih Jokowi dan Prabowo, itu bisa terjadi dalam waktu sangat cepat," kata Yunarto.

Harus diakui, kata Yunarto, meski masyarakat gampang dibuat panas, tetapi juga mudah untuk disatukan kembali.

"Narasi sinetron lah ya. Ujung-ujungnya happy ending," pungkasnya[]


Tinggalkan Komentar