telusur.co.id - Anggota MPR RI Syaiful Bahri Anshori mengajak masyarakat untuk saling merekatkan persatuan dan kerukunan sesama anak bangsa pasca Pilpres 2024.
Menurutnya, meski berbeda calon presiden pada 14 Februari lalu, namun setelah selesai pilihan, masyarakat harus tetap mengedepankan persatuan dan kerukunan.
Hal itu disampaikan Syaiful Bahri saat mengisi acara Sosialisi 4 Pilar MPR RI Fraksi PKB di Ballroom Taman Mangli Indah, Jember, Jawa Timur.
"Jangan sampai ya kita terpolarisasi gara-gara beda pilihan. Pilpres kan sudah selesai, sekarang saatnya kita kembali bersatu lagi dan merawat kerukunan," kata Syaiful, Senin (11/3/24).
Dirinya mengingatkan masyarakat agar nantinya bisa mematuhi keputusan KPU (Komisi Pemilihan Umum). Begitu pula ketika terjadi sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK), semua keputusan harus ditaati.
"Ini kan kita tinggal nunggu keputusan KPU. Apapun nanti hasilnya, kita harus tetap mematuhinya, jangan malah bikin provokasi yang membuat kita terpecah belah. Termasuk juga nanti soal hasil keputusan MK," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Pendamping Desa, Alifatul Lailiyah juga menyampaikan pesan serupa. Menurut Alifatul, persatuan dan kerukunan adalah kunci membangun Indonesia.
"Tanpa persatuan dan kerukunan, negara Indonesia tidak bakal ada hingga sampai saat ini. Poin pentingnya, persatuan dan kerukunan adalah kunci," ujar Alifatul.
Dirinya juga menegaskan bahwa berbedaan adalah keniscayaan. Akan tetapi lanjut dia, perbedaan-perbedaan itu harus menjadi rawat dalam bingkai kebhinekaan.
"Kita punya falsafah bernegara yang bernama Bhineka Tunggal Ika. Meski beda-beda, tetap satu jua. Nah, perbedaan pilihan presiden yang lalu sejatinya adalah spirit dari Bhineka Tunggal Ika itu sendiri. Maka, jangan sampai kita pecah belah satu sama lain," tandasnya.[Fhr]