telusur.co.id - Para penentang monarki Inggris berdemonstrasi di London, dan kota-kota lain di negara ini. Demonstrasi tersebut dilakukan bersamaan dengan upacara penobatan Charles III sebagai raja baru Inggris Raya.
Charles III, putra sulung Ratu Elizabeth II, mengambil mahkota Inggris pada Sabtu (6/5/23).
Ia telah diangkat secara seremonial sebagai raja sejak September 2022, setelah kematian ibunya, tetapi menunda upacara penobatan hingga beberapa bulan kemudian mengikuti tradisi lama.
Saluran TV Sky News memperkirakan biaya upacara penobatan Raja Inggris mencapai 250 juta pound, setara dengan 314 juta dolar.
Menurut Kantor Berita Iran Press, warga Inggris dan penentang sistem monarki di Inggris hari Sabtu (6/5/23) menggelar aksi demonstrasi besar-besaran menentang monarki di negaranya.
Mereka menegaskan bahwa sistem kerajaan di negara Eropa ini tidak demokratis, Institusi rasis, tidak disetujui oleh rakyat dan sangat mahal, dan sistem monarki ini mengingatkan era genosida dan rasisme.
Penentang monarki Inggris menekankan bahwa orang-orang di negara Eropa tidak boleh membayar upacara penobatan dan mengumumkan bahwa Inggris membenci perilaku orang-orang kerajaan.
Terlepas dari sejarah panjang monarki di Inggris, penentangannya telah meningkat dalam beberapa dekade terakhir karena berbagai alasan.
Di antara kasus-kasus ini, mengenai skandal moral dan terjadinya banyak perceraian para anggota keluarga kerajaan, pengeluaran besar keluarga kerajaan, dari pernikahan hingga upacara penguburan dan penobatan, serta gaji dan tunjangan lainnya yang tinggi dan diambil dari anggaran negara. [Tp]