Biduan asal Indramayu, Jawa Barat, Iis Dahlia sedang menjadi bahan perbincangan publik. Hal itu terjadi, setelah video yang memperlihatkan bentuk pengusiran terhadap peserta Audisi asal Baubau, Sulawesi Tenggara, Waode Sofia, viral di dunia maya (Dumay).
Besarnya reaksi warganet terhadap kasus ini pun mengundang tanggapan dari Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto.
Ia miris melihat proses audisi pencarian bakat menyanyi itu. Apalagi, proses audisi itu disiarkan dan dapat dilihat banyak orang.
Maka dari itu, Susanto ingin Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menindak tegas audisi dan acara tv swasta tersebut.
“Melihat proses audisi ini sungguh miris dan sangat disayangkan. Bully terhadap anak karena penampilannya dan dilihat oleh jutaan pemirsa merupakan pelanggaran. KPI harus menindak tegas,” kata Susanto dalam keterangan resminya, Minggu (22/7/18).
Susanto melanjutkan, KPAI juga meminta penyelenggara audisi ditindak tegas oleh KPI. Ke depannya, KPAI ingin manajemen media massa mengevaluasi proses audisi yang mempertunjukkan bully terhadap anak.
“Karena hal ini bisa berdampak bagi anak yg bersangkutan dan rentan ditiru oleh anak dalam kesehariannya.”
Selain warganet, beberapa penyanyi jebolan ajang pencarian bakat juga turut berkomentar. Salah satunya, Fatin Shidqia yang memberikan komentar kalau hal terpenting dalam sebuah ajang pencarian bakat menyanyi adalah suara.
“Setau aku ya dulu pernah ikut tallent show gak ada tuh harus syarat-syarat harus pake make up, dress, bajunya harus super jedang sekali. Yang penting cewek atau cowok sesuai umur dan suka nyanyi. Itu kaya apa banget coba dan itu jurinya tuh. Ya seharusnya disuruh nyanyi dulu. Enggak disuruh keluar cari dress baru boleh nyanyi. Orang make up itu dikira gampang, dikira murah. Baju proper kaya yang mereka mau itu dikira murah? Ini kocak sih. Logika kocak super simpelnya adalah ini talent show untuk nyanyi, tapi bahkan pas masuk ruangan nggak disuruh nyanyi dulu baru abis itu dikomentari malah disuruh ganti baju baru boleh nyanyi, kocak!” kata Fatin.
Terkait ucapan Fatin, Iis Dahlia mengungkap pendapatnya. Pertama Iis menganggap junior yang mengomentarinya tidak sopan. Iis menyayangkan komentar para juniornya di media sosial. Menurut dia, jika tidak tahu permasalahannya dengan jelas, sebaiknya berkomentar dengan bijak.
“Kalo saya jadi junior saya tidak akan pernah komentar. Apalagi dengan yang cuman katanya terus ngomong ini dan itu, jahat loh menurut saya, enggak sopan,” kata Iis saat ditemui di MNC Studio, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (21/7/18).
Kedua, Iis minta komentar disampaikan langsung, tidak melalui media sosial. “Kita cari nomor artis gampang kok, apalagi di satu lingkup yang sama gitu. Kan bisa nanya, bilang, ‘mbak kok aku dengar begini begitu ya?’ Saya welcome kok orangnya,” kata Iis.
Ketiga, pelantun “Cinta Apalah Apalah” ini mengaku kecewa dengan komentar para penyanyi dari ajang pencarian bakat itu. “Kecewa kalau namanya manusia pasti kecewa. Makanya saya bilang itu harus diajarin ya itu tadi tata krama, sopan santun sama orang yang lebih tua.”
Terkait itu, Programming dan Acquisition Director MNCTV, Endah Hari Utari angkat bicara. Menurut Endah, video yang menyebar itu bukanlah video utuh. Hal itu menyebabkan timbulnya penilaian negatif terkait komentar para juri terhadap Waode Sofia.
“Karena kami ingin mereka memang bertanggung jawab melakukan, kalau dilihat secara konteksnya itu kan bukan video menyeluruh. Itu kan dipotong dan menjadikan itu ramai,” kata Endah di acara Welcoming Kontestan KDI di MNC Studios, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (20/8/18).
Untuk itu Endah menambahkan, bahwa jika video audisi tersebut tidak dipotong dan ditonton secara menyeluruh, maka akan terlihat bahwa komentar juri bertujuan baik.
“Jadi kesimpulan kami adalah teman-teman harus melihatnya secara utuh dan kontekstual. Karena tujuannya sama sekali enggak jelek,” kata Endah. [ipk]