telusur.co.id - Diduga mengalami stres, Prayogi (33) pria tuna rungu di Dusun VII Desa Petuaran Hilir, Kabupaten Sergai, nekat menghabiskan nyawanya dengan gantung diri menggunakan tali nilon di dalam rumahnya sendiri pada Sabtu lalu.
Tim gabungan piket opsnal dan SPK Polsek Perbaungan, Sergau, yang melakukan pengecekan tempat kejadian (TKP), menemukan Prayogi sudah tidak bernyawa alias meninggal dunia.
Kapolres Serdang Bedagai AKBP Robin Simatupang mengatakan, setelah di lakukan penyelelidikan, tidak di temukan hal aneh yang berkaitan dengan tindak pidana.
"Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban, terdapat bekas ikatan tali di leher korban dan setelah di lakukan pemeriksaan tubuh korban tidak di temukan adanya luka maupun tanda-tanda kekerasan yang di akibatkan oleh benda tajam maupun benda tumpul. Hanya pada leher korban terdapat bekas ikatan tali dan dari kemaluan korban mengeluarkan sperma dan air seni," kata Robin, Minggu (20/6/21).
Robin melanjutkan, sebenarnya pihaknya akan melakukan autopsi mayat. Namun keluarga korban (ayahnya) keberatan. Penyidik pun mengabulkan permohonan keluarga untuk tidak dilakukan autopsi jenazah.
"Namun tetap melakukan penyelidikan terhadap kejadian tersebut," ujarnya.
Informasi yang dihimpun dari pihak kepolisian, korban yang sehari-hari bekerja sebagai BHL Kebun Tanah Raja sejak bercerai dengan isterinya, sering linglung. Kondisi korban ini semakin parah setelah meninggal ibu kandungnya. Korban pun semakin stres.
Hingga akhirnya, Prayogi ditemukan dalam keadaan menjadi mayat diduga bunuh diri dengan cara mengikat lehernya dengan seutas tali nilon warna putih ber liris merah.[Tp]
Laporan: Budiono