telusur.co.id - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, diminta untuk menyampaikan khutbah Jum’at di Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa, sebelum menghadiri undangan acara Pembukaan Tahun Pendidikan 2023/2024 dan Pelantikan Santri Baru Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela, di Auditorium Sang Surya, Kompleks Ponpes PMI Dea Malela, Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Jumat malam (7/7/2023).
Tema Pentingnya Kontribusi Umat untuk terus menerus menghadirkan generasi bertaqwa, yaitu generasi terhormat dan berkeunggulan, menjadi tema utama khutbah Jumat yang disampaikan oleh HNW di depan ratusan jemaah yang memadati Masjid Agung Nurul Huda di Sumbawa.
Kemudian, pada hari Sabtu paginya (8/7/2023), sebelum kembali ke Jakarta, HNW bersama Zulkifli Hasan dan Prof. Dr KH KH. Din Syamsuddin, Pendiri dan Pimpinan PMI Dea Malela, menjadi inspektur upacara pembukaan kegiatan Pandu HW (Hizbul Wathan) yang diselenggarakan dalam 3 bahasa yakni, Arab, Inggris dan Indonesia.
Pada acara pengukuhan santri/santriwati baru ini selain dihadiri Prof. Dr. KH Din Syamsuddin, Menteri Perdagangan Dr Zulkifli Hasan, juga dihadiri Perwakilan Menko PMK RI Prof. Dr. Didik Suhardi, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof. Dr. Sofyan Anif, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Dr. Ma'mun Murod, MM, Forkopimda Sumbawa, ratusan santri dan santriwati serta para wali murid.
Dalam kesempatan tersebut, Pimpinan MPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini didaulat melantik santri dan santriwati baru, untuk menjadi keluarga besar PMI Dea Malela. Usai melantik, kepada para santri baru dan santri baru yang akan menempuh kegiatan belajar mengajar di PMI Dea Malela, HNW menyampaikan beberapa hal penting untuk dijadikan pegangan para santri agar sukses dalam menempuh pendidikan di pesantren.
Pertama, HNW mengatakan bahwa para santri harus menyadari bahwa mereka sangat beruntung menempuh pendidikan di PMI Dea Malela. "Tempat kalian belajar ini adalah lembaga pendidikan yang memiliki latar dan spirit sejarah perjuangan dan sukses yang luarbiasa. Namun demikian, juga sangat mengikuti perkembangan zaman dan mempersiapkan jurus-jurus agar kemajuan zaman tidak merusak peradaban apalagi terhadap umat, melainkan agar perubahan zaman bisa terus diarahkan, yang justru bermanfaat dan berkontribusi untuk kemajuan umat dan kemaslahatan peradaban manusia secara global," terang HNW.
"PMI Dea Malela menjawab tantangan dan perkembangan jaman. Di era globalisasi yang ditemui para Santri dari generasi milenial maupun Z ini, sistem belajar mengajar di Pesantren Dea Malela juga sangat modern dan mengantisipasi agar bisa menyiapkan kader Ulama dan Pemikir Islam yang mengatasi tantangan dan peluang zaman,” tambahnya.
Hal tersebut, lanjut HNW, sesuai dengan prinsip 'Tajdid' atau pembaharuan. Prinsip itu, merujuk kepada hadist Nabi Besar Muhammad SAW tentang akan dihadirkannya oleh Allah SWT setiap seratus tahun, pribadi, organisasi atau komunitas yang bisa menghadirkan pembaharuan.
Seratus tahun yang lalu, sekitar tahun 1920-an itulah tahun dimana banyak anak-anak Indonesia belajar di luar negeri, diantaranya ada Hasyim Asy'ari, Ahmad Dahlan, Mas Mansyur, Abdul Kahar Mudzakkir, mereka berangkat ke Mekkah atau Kairo untuk belajar, menimba ilmu, menguatkan jaringan. Ada juga yang berangkat ke Belanda spt Mohammad Hatta, AA Maramis, Ahmad Subarjo.
Mereka ini, 100 tahun yang lalu belajar di luar negeri, lalu pulang ke tanah air, dan menjadi bagian sangat penting dari tokoh-tokoh bangsa yang pada tahun 1945, menghadirkan kemerdekaan Indonesia, dan sekarang bangsa Indonesia menikmati berkah hadirnya Indonesia merdeka, bersama-sama.
"Anak-anak, kalian sekarang berada di era menuju Indonesia Emas tahun 2045 sejak Indonesia merdeka tahun 1945. Maka wujudkanlah hukum sejarah, yang menegaskan bahwa sejarah adalah pengulangan. Mulailah dengan menanamkan tekat kuat dan visi hebat dalam belajar dan menuntut ilmu. Kuasai semua ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan di PIM, kembangkan wawasan dan perluas pergaulan," tegasnya.
Apalagi, lanjutnya, santri di sini bukan hanya datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari berbagai negara. Ditegaskan HNW, satu hal yang tidak boleh dilupa adalah, penting sekali mempertebal nilai dan ilmu agama.
"Karena, ia menjadi bingkai dan spirit sukses juga. Sehingga ketika tahun 2045 tiba, kalian diharapkan akan mengulang kesuksesan pendahulu kalian, yang mampu membawa perubahan besar Indonesia merdeka. Untuk tahun 2045, agar kalian bisa menjadi kontributor utama membawa umat, bangsa dan negara sukses mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka, menjadi negara yang maju selevel dengan negara-negara maju lainnya,” terangnya.
Namun, diungkapkan HNW, untuk mencapai kesuksesan seperti itu, memang tidak mudah. Yang dibutuhkan adalah, niat yang kuat, kerja dan upaya keras juga dibarengi dengan selalu bermunajat mendekatkan diri kepada Allah, dengan selalu menjalankan perintah Allah SWT dan Sunnah Rasulullah, juga ajaran para Kyai, Pendidik dan guru-guru lainnya.
"Maka saya titip pesan, jangan sia-siakan kesempatan kalian menempuh pendidikan di pesantren ini. Selalulahbberjuang, belajar yang giat, patuhi orang tua, para guru dan para kyai. Maksimalkan waktu, potensi dan kesempatan. Jangan dimubadzirkan. Dengan begitu, kalian akan membentuk diri kalian menjadi manusia yang unggul, yang mampu menjawab dan mengatasi semua tantangan dan hambatan yang ada,” pungkasnya.