telusur.co.id - Peneliti Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) Budi Heru Santoso mengusulkan Pemerintah membangun sistem data mitigasi banjir nasional. Data ini merupakan hasil analisis data gabungan bidang klimatologi, hidrologi dan bidang terkait lainnya.
Menurut dia, ketersediaan data terintegrasi atau platform satu data air Indonesia ini perlu guna meningkatkan efektivitas mitigasi bencana banjir.
"Permendagri 101/2018 menetapkan pelayanan informasi rawan bencana sebagai bagian dari standar teknis pelayanan dasar di tingkat daerah. Ini mencakup penyediaan data risiko bencana, seperti peta rawan banjir dan sistem peringatan dini (EWS), yang harus tersedia bagi masyarakat," kata Budi di Jakarta, Senin (10/3/25).
Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia ini menjelaskan, dengan platform satu data air ini Pemerintah bisa mendapat peringatan dini instan dan mendukung pemodelan AI untuk prediksi banjir yang lebih akurat, serta memfasilitasi koordinasi antar-lembaga seperti BMKG, PUPR, dan BNPB. Keakuratan informasi akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap sistem mitigasi bencana.
"Tingginya kerentanan Indonesia terhadap banjir akibat faktor geografis, iklim monsun, deforestasi, dan urbanisasi (contoh: Jakarta) mempertegas pentingnya early warning system (EWS) yang andal. Data BNPB menunjukkan bahwa 60% kematian akibat banjir terkait dengan lambatnya respons terhadap peringatan dini," terang Budi.
Ia menambahkan, EWS yang efektif tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga melindungi infrastruktur, pertanian, dan properti yang mengalami kerugian miliaran rupiah per tahun akibat banjir. Sistem ini juga mendukung ketahanan iklim dalam menghadapi cuaca ekstrem, selaras dengan RAN-API.
Dengan penyediaan peta rawan banjir dan sistem peringatan dini membantu masyarakat memahami risiko, mempercepat evakuasi, serta mengurangi dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari bencana banjir.
"Pemerintah harus segera mewujudkan Platform Satu Data Air Indonesia untuk memperkuat sistem peringatan dini dan mitigasi banjir. Dengan adanya sistem data yang terintegrasi, masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman banjir, meminimalkan korban jiwa, dan mengurangi kerugian ekonomi," tegasnya.[Nug]