Bahlil Lahadalia: Perang Tarif Adalah Bagian dari Proses Kompromi, Tak Perlu Dikhawatirkan - Telusur

Bahlil Lahadalia: Perang Tarif Adalah Bagian dari Proses Kompromi, Tak Perlu Dikhawatirkan

Menteri ESDM yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia

telusur.co.id - Menteri ESDM yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menilai bahwa perang tarif yang terjadi saat ini tidak perlu ditanggapi secara serius, karena hal tersebut merupakan hal yang biasa dalam dunia perdagangan internasional.

"Menurut saya, ini hal yang biasa saja. Jangan ditanggapi serius seolah-olah dunia ini sudah mau berakhir," kata Bahlil saat berpidato dalam acara Halal Bihalal Partai Golkar di Jakarta pada Rabu.

Bahlil menjelaskan bahwa kebijakan perang tarif merupakan bagian dari proses kompromi yang sering terjadi dalam hubungan internasional. Ia mengungkapkan pengalamannya sebagai pengusaha dan pengurus HIPMI yang sering menghadapi situasi serupa.

"Seperti yang pernah saya alami, ini biasa saja. Misalnya, Presiden AS Donald Trump membuat gerakan tambahan untuk memaksa pihak lain berkompromi. Jika diminta datang dengan cara biasa, mereka tidak mau. Tapi dengan gerakan tambahan, baru mereka datang," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tersebut.

Bahlil juga mengungkapkan bahwa Indonesia terpengaruh oleh kenaikan tarif impor hingga 32 persen akibat defisit neraca perdagangan dengan AS. Oleh karena itu, pemerintah perlu menyusun strategi untuk menyeimbangkan neraca perdagangan.

Menurut Bahlil, sektor ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dapat berkontribusi dalam menambah keseimbangan neraca perdagangan Indonesia sekitar 10-14 miliar dolar AS. Namun, penambahan tersebut harus diiringi dengan semangat pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui program hilirisasi yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Hilirisasi ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Program ini juga akan membuka peluang Indonesia menjadi pasar baru di dunia," ujar Bahlil.

Dia juga menekankan pentingnya regulasi yang tepat agar Indonesia bisa mengambil langkah-langkah strategis yang menguntungkan dalam menghadapi tantangan perdagangan internasional. "Regulasi yang baik sangat penting untuk mendukung pencapaian ini," tambahnya.[iis]


Tinggalkan Komentar